Berangkat dari fenomena inilah Bank Indonesia dan Perbankan bahu membahu untuk menumbuhkan budaya menabung ditengah tantangan konsumerisme masyarakat kita saat ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung (GIM) pada bulan Februari 2010 yang juga diluncurkan produk TabunganKu sebagai tabungan tanpa biaya administratif dengan syarat setoran awal yang rendah.
Program ini merupakan pelaksanaan dari Pilar perlindungan konsumen dari Arsitektur Perbankan Indonesia yang dilakukan dengan 3 strategi utama yaitu :
(1) Mengenalkan budaya menabung melalui pendidikan sejak dini. Bank Indonesia dan Kementerian Pendidikan Nasional telah melalukan integrasi pendidikan edukasi keuangan ke dalam kurikulum SD dan SMP. Edukasi tidak dilakukan melalui pendidikan tetapi juga kepada berbagai segmen masyarakat, Bank Indonesia sejak November 2010 telah menyelenggarakan kegiatan yang difokuskan untuk pelajar dan diharapkan selanjutnya program ini akan ditujukan untuk segmen masyarakat lainnya seperti menggerakan upaya menabung di kalangan petani, nelayan dan pekerja.
(2) Penyediaan produk tabungan yang berbiaya administrasi rendah sehingga tabungan masyarakat tidak berkurang karena biaya administrasi. Dalam hal ini 70 bank umum dan sejumlah BPR telah bersepakat mengeluarkan produk tabungan dengan nama “TabunganKu†yang dalam kurun waktu 18 bulan (posisi Juli 2011) telah mencapai 1,8 juta rekening dengan total nominal tabungan sebesar Rp. 1,8 Triliun.
(3) Memberdayakan masyarakat untuk mengelola keuangan secara optimal. Bank Indonesia dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi saat ini sedang menyiapkan bisnis model untuk pengelolaan keuangan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sehingga TKI dapat merencanakan dan mengelola keuangannya sehingga kelak devisa yang dihasilkan dapat dikelola menjadi usaha yang produktif
*) Penulis merupakan peneliti eksekutif - Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan
BERITA TERKAIT: