RMOL. TNI terus memantau gerakan-gerakan yang terjadi di Papua. Ini dilakukan agar tindakan makar di Bumi Cendrawasih tak berkembang.
“Kami sudah berusaha agar tindakan makar tidak berkemÂbang di Papua. Saya berharap, rekan-rekan media ikut memÂbantu agar penanganan di sana cepat selesai,’’ kata Panglima TNI Laksamana Agus SuÂharÂtono.
Berikut kuÂtiÂpan selengÂkapÂnya:
TNI akan tetap membantu pihak kepolisian untuk mengatasi masaÂlah di Papua. Tidak ada renÂcana penambahan pasuÂkan dari luar Papua. TNI haÂnya akan meÂlibatkan pasukan keÂwiÂlaÂyaÂhan, kecuali di perbatasÂan. PasuÂkan di sana (perbatasan-red) diÂkirim dari luar Papua.
Mengenai pengamanan TNI di wilayah Papua dan daerah sekiÂtarÂnya, dilakukan oleh pasukan kewilayahan TNI dari Komando Daerah Militer XVII CendraÂwaÂsih. Pasukan ini, sifatnya diÂperÂbantukan kepada polisi.
Kalau pasukan di perbatasan dari mana?
Untuk menjaga wilayah perÂbatasan Papua, kami kirim dari pusat. Personelnya kami kirim dari Jawa, Sumatera dan KaliÂmantan.
Bagaimana dengan tudingan bahwa TNI menerima dana dari PT Freeport?
Begini, TNI di sana hanya mem-back up Polri saja. Kalau BKO, biasanya dana-dana itu dari Polri. Saya tidak tahu. TaÂnyakan ke Polri saja.
Operasional TNI di Papua daÂlam menjaga keamanan diÂbiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kalau ada anggota TNI yang menerima imbalan secara tidak resmi, pasti kami tindak.
Kontras menilai Polri dan TNI menerima dana PT FreeÂport, baÂgaimana tanggapan Anda?
TNI tidak pernah menerima daÂna tersebut. Keberadaan TNI terÂkait penangan konflik di Papua hanya untuk mem-back up Polri.
Kalau dana itu dialirkan lewat Kepolisian, saya tidak tahu. SeÂlaÂma ini, saya mengeluarkan biaya untuk operasional di sana dan dananya dari APBN.
Oh ya, pekan lalu, Pasukan Pengamanan Presiden keboÂboÂlan dengan nyelonong-nya tuÂkang kebun I Nyoman Minta di depan podium Presiden, bagaiÂmana pendapat Anda?
Saya tidak nyebut kebobolan, bukan kebobolan. Tapi memang kami tidak ingin jaraknya seÂdeÂkat itu. Pasukan Pengamanan PreÂsiÂden bekerja sesuai dengan proseÂdural, yakni mensterilkan lapisan pertama atau Ring I. Jika keboÂbolan, mestinya pengamaÂnan laÂpis terluar yang bisa mengÂantiÂsipasi.
Apa cara penghalauan itu sesuai standar?
Pasukan Paspampres bertindak sigap mengambil langkah begitu I Nyoman Minta ketahuan menÂdekati Ring 1. Artinya, cara meÂlaÂÂkukannya (menghalau) pun suÂdah benar. Tidak dengan cara keÂkerasan, tapi digiring, ditanya, keÂmudian direkonstruksi.
Tidak ada yang perlu disaÂlahÂkan atau diberi sanksi terÂkait insiden itu?
Kami tidak ingin sedekat itu, saya juga sama. Memang harus ada yang kita evaluasi untuk perbaikan-perbaikan ke depan. Semuanya itu suatu pengalaman bagi TNI, khususnya Paspampres untuk menata kembali. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: