Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam: Ditambah 282 Pasukan Brimob Keamanan Papua Ditingkatkan

Sabtu, 29 Oktober 2011, 07:41 WIB
Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam: Ditambah 282 Pasukan Brimob Keamanan Papua Ditingkatkan
Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam

RMOL. Mabes Polri menambah 282 pasukan Brimob demi meningkatkan keamanan di Papua. Ini terkait status siaga satu di Puncak Jaya, dan sejumlah wilayah berstatus waspada.

“Tentu wajar ditambah per­sonel. Mereka sudah tiba di Pa­pua dan melakukan patroli rutin di beberapa titik rawan,’’ ujar Ke­pala Divisi Humas Mabes Polri Inspek­tur Jenderal Anton Bachrul Alam kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, Kamis (27/10).

Anton Bachrul Alam saat mem­berikan keterangan ini ma­sih menjabat Kepala Divisi Hu­mas Polri. Tapi kemarin sudah menem­pati pos barunya sebagai Asisten Sarana dan Prasarana Kapolri.

Yang menggantikan Anton Bachrul Alam sebagai Kadiv Humas adalah Irjen Saud Usman Nasution.

Menurut Anton Bachrul Alam, 172 personel tam­bahan dari Mako Brimob, Kelapa Dua, De­pok. Kemudian 110 per­sonel dari Kalimantan Timur.

“Kepolisian terus meningkat­kan pengamanan dan melakukan pengejaran terhadap pelaku pe­nembakan. Di beberapa titik ra­wan, kami lakukan patroli rutin setiap 30 menit,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Penembakan sering terjadi di Papua, apa tidak bisa dice­gah?

Dalam catatan Polri, ada empat kali peristiwa penembakan dalam dua pekan terakhir. Insiden ter­sebut menewaskan 8 orang, ter­masuk Kapolsek Mulia AKP Do­minggus Octavianus Awes.

Rentetan peristiwa itu, menjadi pertimbangan Polri untuk mengu­bah status di Papua dan menam­bah personel keamanan.


Berapa lama pasukan tam­ba­han itu di sana?

Kami belum tahu berapa lama mereka disiagakan di Papua. Kita lihat dulu perkembangannya.


Berdasarkan penelusuran Polri, apa motif penembakan ter­sebut?

Berdasarkan identifikasi se­men­tara, para pelaku penemba­kan memiliki modus untuk men­cari senjata api. Mereka berke­lompok. Setiap kelompok terdiri dari 30-an orang. Di kelompok itu ada yang punya 9 senjata, ada yang me­gang 10 dan sebagainya. Me­reka teridentifikasi suka me­nga­caukan keamanan.


Apakah mereka memiliki kai­­­tan dengan Kongres Rakyat Papua?

Ya, kelompok-kelompok ini ada kaitannya dengan kongres. Mereka terbagi dalam kelompok bersenjata, kelompok demo, dan sebagainya.


Berapa orang sudah ditahan dan dimintai keterangan?

Terkait kongres, kami sudah menahan eman orang. Kami terus melakukan pengejaran. Kalau sudah diketahui di mana posisi dan sebagainya, Insya Allah bisa kita tangkap semua.


Dalam penembakan ter­akhir, apakah sudah ditemu­kan bukti-bukti?

Kami masih melakukan identi­fikasi. Penembakan, Rabu (26/10), terjadi sekitar pukul 00.15 WIT. Saat itu, anggota kita se­dang patroli bersama security Freeport. Ada tiga kali tembakan. Kemudian anggota kita berhenti dan melakukan balasan.

Setelah anggota kita melaku­kan balasan, pelakunya kabur. Diduga, mereka berjumlah tiga orang,  menggunakan senjata la­ras panjang. Sebab, bunyi temba­kan terdengar cukup keras.


Apa ada pasukan yang ter­tem­bak dalam insiden ter­se­but?

Tidak. Tembakan kelompok bersenjata hanya mengenai kaca belakang dan ban belakang kiri mobil patroli.


Bagaimana dengan pelaku penembakan Kapolsek Mulia AKP Dominggus Octavianus Awes?

Kepolisian dan TNI terus mem­­buru pelaku. Mereka kabur ke arah hutan.


Upaya apa yanag dilakukan Polri agar insiden ini tidak teru­lang?

Kami sudah menginstruksikan kepada para anggota patroli ha­rus dilakukan secara berkelom­pok, sedikitnya lima orang. Ber­­da­sar­kan identifikasi kami, kelom­pok-ke­lompok itu ke­­rap melaku­kan pe­nye­rangan kepada ang­gota.

Kami juga sudah mengimbau masyarakat, khususnya para pen­datang, agar selalu berkomuni­kasi dengan kepolisian sebelum melewati wilayah yang rawan pe­nembakan. Sebab, me­reka le­bih sering me­lakukan penye­ra­ngan terhadap pen­datang.   [rm]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA