WAWANCARA

Suharso Monoarfa: Istri Saya tidak Bersalah, Buat apa Memarahinya

Jumat, 21 Oktober 2011, 03:53 WIB
Suharso Monoarfa: Istri Saya tidak Bersalah, Buat apa Memarahinya
Suharso Monoarfa
RMOL.Setelah mundur dari Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa kembali ke dunia bisnis.

“Saya dilahirkan dari keluarga pedagang. Saya membesarkan pe­rusahaan keluarga hingga men­jadi perusahaan publik,” kata Suharso Monoarfa kepada Rak­yat Merdeka, kemarin.

Suharso mengaku tak mau ber­bicara banyak seputar persoalan pribadi yang menjadi alasan pengunduran dirinya.

“Ini bentuk pembelajaran ter­hadap diri saya. Ketika berada di ruang publik, wilayah privat se­akan-akan dirampas. Publik ingin tahu apa saja yang dilaku­kan pe­jabat. Saya kira itu wajar,” tutur politisi PPP ini.

Berikut kutipan selengkapnya:

Berapa lama mempertim­bang­kan pengunduran diri itu?

Lebih kurang satu bulan. Saya sudah memikirkannya sebelum bulan Ramadhan. Saat itu, pub­lik belum tahu soal permasa­lahan domestik (masalah ke­luarga-red).

Saya menduga, masyarakat Indonesia tidak akan ramah ke­pada pejabat negara yang meni­kah lagi atau poligami.

Sebab, Indonesia ti­dak seperti Italia, Amerika Serikat, atau se­jumlah negara lainnya. Di sini ma­salah ru­mah tangga pasti di­kait­kan dengan pekerjaan meski orang itu sudah profesional.

Apa Anda mem­beritahu ren­cana tersebut ke­pada pimpinan PPP?

Setelah me­mu­tus­kan mundur, saya menyurati pim­pinan partai, 5 Oktober 2011. Tapi saya dila­rang. Par­tai meminta saya me­nunggu waktu yang tepat.

Meski belum men­dapat perse­tu­juan partai, saya me­ngajukan surat yang sama ke­pada Presiden. Alhamdulillah, Pak SBY me­nye­tu­juinya.

Anda lebih suka mundur ke­timbang kena reshuffle ya?

Saya bukan ta­kut di-reshuffle. Saya  tidak ingin mengganggu kerja kabinet se­cara ke­seluruhan dengan perma­salahan do­mestik saya.

Saya merasa ber­syukur karena telah dipercaya Presiden untuk mengemban ama­nah sebagai menteri.

Apalagi Anda dipuji ya?

Saya merasa senang. Selain di­terimanya permohonan itu, si­kap saya juga diapresiasi. Itu sangat luar biasa. Belum tentu saat sele­sai 2014, ada pidato Pre­siden yang secara spesial mem­beri pujian atas kinerja saya.

Oh ya, apa Anda marah ka­rena di­gugat cerai  istri?

Istri saya tidak ber­salah, buat apa saya memarahinya. Saya ti­dak marah. Tidak ada satu orang pun yang saya sa­lahkan.

Anak-anak saya dan keluarga juga bisa menerima kepu­tusan ini.

Bagaimana tang­gapan Anda soal ha­sil reshuffle ka­bi­net?

Menurut saya, Pre­siden me­milih orang-orang terbaik. Nggak mungkin Presiden me­­milih men­teri tan­pa memper­tim­bang­kan pencapaian ki­nerja.

Harapan Anda soal Menpera yang baru?

Mudah-mudahan bisa bekerja dengan baik. PPP pasti memberi kader terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara. Kalau tidak kompeten nggak mungkin kami usulkan. [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA