WAWANCARA

Taufik Kurniawan: Kami Tersinggung, PAN Disebut Partai Pengekor

Selasa, 06 September 2011, 04:37 WIB
Taufik Kurniawan: Kami Tersinggung, PAN Disebut Partai Pengekor
Taufik Kurniawan
RMOL.Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung Presiden SBY merupakan ijtihad politik yang diputuskan melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

“PAN bukan sebagai partai penge­kor Partai Demokrat. Kami melihat Pak SBY bisa menyele­sai­kan berbagai masalah bangsa ini, makanya kami mendukung­nya,’’ tegas Sekjen PAN, Taufik Kurniawan, kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

“Kami tidak mengekor sia­pa­pun. Sebab, kami memiliki garis partai yang jelas dan masa rill di tingkat akar rumput,” tambah Wakil Ketua DPR itu.

Sebelumnya diberitakan, pe­ngamat politik UI, Iberamsjah menuding PAN sebagai partai pengekor semua kebijakan yang diambil Partai Demokrat. Ibe­ram­sjah juga meragukan PAN mampu memperoleh suara mini­mum 10 persen Pemilu 2014.

Taufik Kurniawan selanjutnya mengatakan, tidak seharusnya se­orang guru besar bertindak se­perti tukang sate, mengipas-ngi­pas masalah dengan pernyataan sangat tendensius.

“Seharusnya guru besar me­nilai partainya dalam koridor keilmuan. Bukan masuk ke dalam domain politik praktis yang mengomentari target PAN. Apa­lagi bilang kami mimpi di siang bolong,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Kenapa Anda begitu terlihat emo­sional menanggapi pernya­taan itu?

Kami sangat tersinggung. Saya minta dicabut soal tudingan bahwa PAN sebagai partai pe­ngekor. Sebab, kenyataannya tidak begitu. Setahu saya hanya PAN memutuskan koalisi melalui Rakernas yang dihadiri 400 DPD kabupaten/kota dan 33 DPW.  

Apa artinya koalisi diputus­kan lewat Rakernas?

Ini artinya bahwa kami ber­koalisi dengan Partai Demokrat  karena proses politik. Kami me­lihat Pak SBY masih bisa menun­taskan kesinambungan program di era reformasi, bukan sebatas terintegrasi secara hitam-putih saja. PAN koalisi dengan Pak SBY bukan keputusan pribadi kader, tapi ijtihad politik seluruh kader, ter­ma­suk Pak Amien Rais.

Bagaimana de­ngan sur­vei me­nge­­nai suara PAN turun Pe­milu 2014?

PAN tidak peduli dengan hasil survei. Kami bekerja ber­dasar­kan garis par­tai yang jelas. Kita pernah disurvei bahwa suara kami hanya 3 persen, tapi kenya­taannya bisa mencapai 6,8 persen.

Sejak tahun 1998 hingga seka­rang, PAN masih punya massa yang solid dan massif. Misalnya, PAN banyak memenangi Pemilu­kada. Anggota legislatif kami di seluruh Indonesia 2.000 orang. Jangan melihat dengan kacamata kuda bahwa perwakilan kami di DPR hanya 46 orang.

 Pengamat itu tidak punya hak untuk bilang bahwa kami mimpi di siang bolong. Kami siap ber­debat. Di beberapa daerah seperti Kulonprogo dan Banjarnegara, PAN menang mutlak.

Artinya Anda optimistis PAN masuk tiga besar dalam Pemilu 2014?

Tentu, sangat optimistis. Tu­dingan ini jelas-jelas ingin men­jatuhkan dan menyinggung nama baik PAN. Apalagi dikatakan PAN mimpi di siang bolong, itu sudah keterlaluan. Tidak perlu  mencampuri urusan internal kami. Itu terlalu jauh.

Bukankah seharusnya PAN berterima kasih atas kritikan ini, sehingga memotivasi sema­ngat semua kader?

Ini jadi bahan renungan bagi kami dan juga partai politik lain. Parpol harus membangun cara pandang yang efektif dan fungsi partai agar bisa menjadi artikulasi kepentingan rakyat.

Selain itu, jangan ada kepen­tingan politik tertentu dari seo­rang guru besar dengan menye­rang institusi dan personal partai. Tugas pokok dan fungsi guru besar itu kan sudah jelas. Jangan masuk ke area lain. [rm]



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA