WAWANCARA

Nuril Anwar: Chandra, Benny & Nazar Memang Benar Bertemu...

Jumat, 02 September 2011, 03:03 WIB
Nuril Anwar: Chandra, Benny & Nazar Memang Benar Bertemu...
Nuril Anwar
RMOL.Sebagai orang yang pernah dekat dengan Muhammad Nazaruddin, Nuril Anwar sangat paham perangai bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu.

Di mata pria yang kini sedang mengambil S2 Jurusan Ma­na­jemen Pedidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini, Na­za­rud­din sangat tempramental.

“Kalau stafnya bekerja tidak sesuai dengan harapannya, dia selalu memaki seenaknya. Saya saja pernah dikatain buta huruf waktu disuruh membuat surat,” curhat Nuril kepada Rakyat Mer­de­ka di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, hampir semua staf pernah didamprat suami Neneng Sriwahyuni itu. “ Bah­kan Nazar bilang ke saya, kalau dia mengancam pimpinan De­mok­rat kalau tidak dibantu da­lam kasus Aisma Atlet,” tuturnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Nazar saat buron sering ‘bernyanyi’, apa itu benar?

Tidak. 99 persen omongan itu bohong. Dia melakukan itu ka­rena kecewa lantaran tidak di­bantu terkait kasus yang men­ja­dikannya tersangka.

Kenapa Anda begitu yakin?

Saya kan sudah lama kenal Na­zar sejak 2008. Saya makin pa­ham perangainya setelah men­jadi stafnya di DPR. Nazar me­mang tukang bo­hong dan bisa ber­bo­hong ten­tang apapun.

Contohnya?

Dia meminta saya bilang ke Pak Ah­mad Mubarok (anggota De­wan Pembina Partai Demok­rat-red) kalau dia se­dang umroh, padahal tidak. Ke­mudian soal dugaan korupsi proyek Wisma Atlet, kepada saya, Nazar bilang nggak terlibat. Ter­nyata, KPK pu­nya buk­ti kalau dia terlibat. Masak KPK menetapkan  jadi ter­sangka kalau nggak ada buktinya.

Anda diperiksa Komite Etik KPK terkait pertemuan di rumah Nazaruddin, apa yang disampaikan?

Pertengahan Agustus lalu saya dipanggil Komite Etik KPK. Dalam pemeriksaan itu, saya me­nga­ta­kan, benar ada pertemuan yang dihadiri Chandra M Ham­zah (Wakil Ketua KPK) dan Benny K Harman (Ketua Komisi III DPR) di rumah Nazar  di Pejaten, Jakarta Selatan.

Namun saya tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan. Se­bab,  saya menunggu di luar. Se­tahu saya, itu hanya silaturahmi. Tidak ada penyerahan uang atau deal apa pun.

Nazar mengaku memiliki bukti, komentar Anda?

Kalau dia punya bukti, ya se­rahkan saja ke KPK. Namun, sa­ya yakin itu (bukti rekaman ke­da­­tangan dan pertemuan-red) tidak ada. Saya kan sering ke ru­mah Nazar. Di rumahnya me­mang ada CCTV, tapi ke arah ja­lan. Kalau ke dalam rumah atau di dalam ruangan, nggak ada.

Apa saja ucapan Nazar yang benar?

Soal bagi-bagi uang untuk se­jum­lah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat yang berkomitmen mendukung Anas dalam Kongres lalu.

Soalnya saya bersama Eva membagikan-bagikan uang itu. Tapi ini bukan uang suap. Itu ha­nya uang pengganti transport dan akomodasi untuk kader yang datang. Jumlahnya juga tidak banyak.

Berapa jumlah uang yang dibagikan?

Berbeda-beda, tergantung be­ra­pa jauh jarak DPC tersebut de­ngan lokasi kongres. Yang dari luar Jawa tentu berbeda dengan yang dari Jawa. Kan  trans­por­ta­si­nya juga beda. Ada yang Rp 1 juta, ada juga Rp  2 juta. Nggak sampai miliaran, seperti apa yang dikatakan Nazar. Pak Anas tidak tahu pem­bagian uang itu.

Apakah Anda mengetahui sumber dana tersebut?

Setahu saya, uang itu berasal dari sumbangan donatur, simpa­tisan dan para pendukung Anas. Bukan dari APBN atau hasil ke­jahatan, seperti apa yang di­sam­paikan Nazar.

Apa Anda akan kembali berpolitik?

Sampai saat ini, saya masih kader Partai Demokrat. Namun, saya mau istirahat dulu untuk men­­dinginkan keadaan. Saya banyak mengambil hikmah dan pelajaran dari persoalan ini. Pada saatnya, saya akan kembali ke­dunia politik dan keluarga pun te­lah merestui hal itu. [rm]



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA