“pemerintah tidak pernah beÂlajar dari perÂsoaÂlan sebelumÂnya, sehingga maÂsalah yang sama terus berulang tiap taÂhunnya,†tegas Ketua YaÂyaÂsan LemÂbaga KonsuÂmen IndoÂnesia (YLKI) Huzna Zahir keÂpada RakÂyat MerÂdeka di Jakarta, Jumat (26/8).
Menurut Huzna, upaya peÂningÂkatan kinerja dalam memÂberikan pelayanan bagi pemudik belum terlihat hasilnya. Padahal, pemeÂrintah mengklaim sudah melaÂkukan itu.
“Peningkatan pelayanan beÂlum terlihat secara nyata. ArtiÂnya beÂlum dirasakan pemudik,†tandas Huzna.
Huzna menjelaskan, perbaikan sarana dan prasarana wajib dilaÂkukan tiap tahun demi menjamin kenyamanan para pemudik.
Berikut kutipan selengkapnya;
Pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan?
Pemerintah harus meningkatÂkan pengawasan dan pengaturan sistemnya. Misalnya tempat peÂngaÂduan bagi pemudik. SepengeÂtahuan saya hal ini belum berjalan maksimal. Cara itu dihaÂrapÂkan biÂsa memberikan data baÂgi pemeÂrintah untuk melakuÂkan evaluasi dan memberikan sanksi bagi operator yang nakal.
Anda melihat pemerintah tiÂdak melakukan perbaikan seÂtiap tahunnya?
Sebenarnya ada beberapa upaya perbaikan yang dilakukan pemeÂrintah, terutama oleh opeÂrator peÂnyelenggaranya. Seperti PT KereÂta Api Indonesia (KAI), beruÂsaha merubah sistem pemÂbelian tiket kereta dan mengatur sistem kereta ekonomi. Itu upaya mereka untuk meningkatkan pelayanan.
Bagaimana dengan kualitas jaÂlan yang masih bermaÂsalah?
Itu yang menjadi sorotan kami. Sebab, masalah ini terjadi terus-menerus tiap tahunnya. Kita bisa lihat menjelang Lebaran masih baÂnyak perbaikan-perbaikan jalan.
Saya melihat ini malah terkeÂsan menjadi proyek tahunan peÂmerintah. Tiap tahun harus diÂperbaiki. Artinya, kualitas infraÂstrukÂtur jalan kurang bagus.
Soal pengaduan maÂsyarakat tenÂtang armada muÂdik?
Untuk tahun ini kami belum bisa menyimpulkan datanya seÂcara lengkap. Yang jelas, tiap taÂhun pengaduan itu selalu ada. MiÂsalnya ketidakjelasan tarif angÂÂÂkutan, masalah ketidaknyaÂmaÂnan, khususnya di kereta api dan tiÂdak konsistennya jadwal kebeÂrangÂkatan armada.
Yang masih menjadi persoalan utama adalah kaÂpasitas angkut yang belum menÂcuÂkupi kebutuhan. Kondisi ini membuat orang berÂalih ke kenÂdaraan priÂbadi, seÂperÂti motor yang pada dasarnya buÂkan alat transportasi jarak jauh.
Bagaimana dari sisi keamaÂnan pemudik?
Hal ini dipengaruhi oleh baÂnyak faktor. Keamanan pemudik bkan hanya menÂjaÂdi tanggung jawab aparat KeÂpolisian saja.
Satu hal yang bisa dilakukan, memberi tanggung jawab keamaÂnan kepada para operator. MereÂka jangan hanya menjual tiket saja, tapi harus bisa mengaÂwasi, mulai dari membeli tiket hingga masuk ke armada dengan aman.
Operator jangan hanya memasÂtikan tidak ada calo, tapi juga haÂrus menjamin keamanan pemuÂdik. Mereka bisa meÂnemÂpatÂkan petuÂgasÂnya di bebeÂrapa titik di terÂmiÂnal atau stasiun, sehingga peÂngaÂwasan bisa terjaga.
Perlu sikap tegas buat operaÂtor nakal?
Iya dong. saya tidak menghaÂrapÂkan ada orang yang diturunÂkan di jalan atau ditarik ongkos tambahan di jalan. Tapi apabila itu masih terÂjadi, konsumen haÂrus melaporÂkan operator terseÂbut. Hal ini penting dilakukan agar opeÂrator dapat sanksi. KaÂlau tiÂdak diÂberikan sanksi, tiap tahun meÂreÂka melaÂkukan hal yang saÂma. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: