Sewa Kantor di Asia Pasifik Drop, Eh di Jakarta Malah Meroket

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 16 Agustus 2011, 01:30 WIB
Sewa Kantor di Asia Pasifik Drop, Eh di Jakarta Malah Meroket
ilustrasi
RMOL. Sekalipun  pertumbuhan sewa kantor di Asia Pasifik turun 0,4 persen pada kuartal kedua tahun 2011 seiring meningkatnya suku bunga, tapi sewa kantor di Jakarta justru mencatat rekor tertinggi selama 14 tahun terakhir. Berdasarkan data Asia Pacific Office Market Overview kuartal kedua tahun 2011 yang dirilis Colliers International, rata-rata tarif sewa kantor di kawasan Asia Pasifik  turun dari 1,7 persen pada kuartal pertama tahun 2011 menjadi 0.4 persen di kuartal kedua tahun 2011.

"Tapi pasar perkantoran di Jakarta mencatat rekor tertinggi untuk tarif sewa selama 14 tahun terakhir. Dengan kinerja perekonomian yang makin membaik, tarif sewa gedung perkantoran diperkirakan terus bertumbuh di tahun mendatang," kata Managing Director of Corporate Solutions Colliers International untuk Asia Pasifik, Mark Lampard dalam rilis yang diterbitkan di Jakarta, Senin (15/8).

Sebagai misal, dia mengungkapkan, sejumlah gedung kualitas premium di daerah CBD menawarkan harga sewa mencapai 40 dolar AS per meter persegi per bulan, "Tidak hanya pasar  kantor sewa, pasar kantor strata-title pun mengalami peningkatan laju penjualan yang tinggi  sekitar 97 persen sehingga memicu harga jual rata-rata naik menjadi 12 persen dibandingkan harga tahun lalu," bebernya.

Kondisi itu, lanjut  Mark, berbeda dengan sewa gedung yang terjadi di kawasan Asia Pasifik yang tertekan akibat terjadinya tingkat suku bunga di kawasan itu. Momentum pasar perkantoran diperkirakan akan turun secara perlahan, dan beberapa pasar dengan kondisi kredit yang ketat akan mengalami penurunan lebih signifikan untuk jumlah volume transaksi penjualan ruang kantor.

"Untuk pasar perkantoran sewa, beberapa kota di Asia Selatan terjadi penurunan pada kuartal kedua tahun 2011, namun demikian Beijing, Hong Kong dan Singapura tetap menunjukan performa yang baik di kawasan ini," terangnya.

Dia juga menjelaskan, dari sisi penjualan, beberapa transaksi terjadi di sejumlah sub-kawasan selama kuartal kedua tahun 2011. Di China, volume transaksi penjualan di Beijing relatif sepi jika dibandingkan  kuartal pertama tahun 2011, sementara beberapa kota lainnya mengalami peningkatan permintaan tetapi terhalang oleh terbatasnya ruang kantor yang dijual.

Di sub-kawasan Australia, volume penjualan untuk investasi secara umum tidak mengalami banyak perubahan. Sebaliknya, Hong Kong justru mengalami tren peningkatan sebesar dua digit untuk volume penjualan selama kuartal kedua tahun 2011, yang merupakan hasil dari penjualan aktif untuk kantor hak milik (strata title) di pasar sekunder.

Namun, Mark memaparkan, terlepas dari tantangan tersebut, harapan akan bangkitnya ekonomi di Asia Pasifik kembali tumbuh.di saat lembaga-lembaga keuangan di kawasan ini memperketat syarat  pinjaman, sentiment pasar diperkirakan akan melunak dan kemudian mengurangi volume transaksi.

"Beberapa pelaku pasar percaya akan potensi di Asia dan kembali melanjutkan ekspansi dan rencana peningkatan usaha," ulasnya. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA