Kelima bakal capres dari Partai Golkar itu adalah Aburizal BaÂkrie, Jusuf Kalla, Agung LakÂsono, Fadel Muhammad, dan Akbar Tandjung.
“Saya disebut jadi capres, Itu hanya sekadar wacana dari bebeÂrapa teman-teman, karena mereka selalu memberikan waÂcana pemikiran. Mereka ingin memÂperÂsiapÂkan kaÂder-kaderÂnya untuk Pilpres 2014,†ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Fadel MuÂhamÂmad, di Jakarta.
Menteri Kelautan dan PeriÂkanan itu menjagokan bosnya di Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menjadi Capres 2014.
“Secara pribadi saya menÂdukung Pak Aburizal Bakrie jadi capres,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapÂnya: Anda ingin fokus dalam peÂmenangan Golkar di kawasan timur Indonesia? Saya diberi mandat Pak AbuÂrizal Bakrie untuk menata kemÂbali Golkar di kawasan Timur Indonesia. Maka biarkan saya bekerja semaksimal mungÂkin. Berdasarkan tanggung jawab itu, saya mau lihat juga bagaiÂmana reaksi masyarakat di sana terhaÂdap program-program Partai Golkar yang sudah berjalan.
Untuk berbicara masalah CaÂpres, bagi saya masih memerluÂkan waktu. Biarkan saya memÂpersiapkan program agar berhasil dan pada waktunya nanti kita membicarakan itu.
Apa Anda takut dalam penÂcaloÂnan? Berilah kesempatan kepada mereka yg lebih hebat dan bagus dari saya. Secara pribadi saya mendukung Pak Aburizal Bakrie sebagai capres dari Golkar. Saya melihat sosok Pak Ical (sapaan akrab Aburizal Bakrie) lebih tepat karena saya mengenal beliau sudah lama, semenjak di Kadin. Lalu di HIPMI. Ketika di Menko Kesra, saya lihat kinerjanya bagus.
O ya, bagaimana strategi Golkar untuk pemenangan di kaÂwasan timur Indonesia?Kita mempersiapkan program pro rakyat, sehingga bisa suara Golkar mencapai 40 persen di kawasan Timur, meliputi KaliÂmantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Untuk itu kami membuat program ekonomi, yaitu program yang mengembalikan kepercaÂyaan masyarakat kepada Golkar. Karena di wilayah Timur itu seÂharusnya bisa menjadi lumÂbung suara Golkar.
Kemudian kita berusaha setiap Pilkada kalau bisa Golkar yang menang. Seperti Pilkada GoronÂtalo dan Pilkada Sulawesi Barat. Keduanya sudah di depan mata. Bila keduanya menang, maka suara kami dari Sulawesi ada haÂrapan di Pemilu Legislatif 2014.
Bagaimana dengan suara Golkar yang pindah ke partai lain?Dari data yang ada, Partai DemoÂkrat mengambil suara Golkar sebanyak 16 persen, lalu ada PAN, Gerindra, dan Hanura. Jumlah itu kan besar sekali dan sangat potensial. Secara statistik, di Pemilu 1999, suara Golkar di kawasan Indonesia Timur sebesar 45,1 persen, namun Pemilu 2009 turun menjadi 20 persen. Itu kan merosot luar biasa. Ketika Pak Jusuf Kalla memimpin, wilayah Sulawesi kehilangan 48 persen dan itu anjlok terbesar. Saya rasa kami harus bekerja lebih keras lagi.
Kenapa bisa anjlok sangat jauh?Ada tiga alasan.
Pertama, partai lain menawarkan program yang lebih bagus.
Kedua, partai-partai itu memiliki ideologi yang sama dengan Golkar, yaitu nasioÂnalis, seperti Hanura, Gerindra dan Demokrat.
Ketiga, perencaÂnaan kita kurang bagus pada Pemilu 2009.
[rm]
BERITA TERKAIT: