WAWANCARA

Pramono Edhie Wibowo: Tak Ada Dukungan Asing Dalam Pergerakan OPM

Jumat, 05 Agustus 2011, 06:53 WIB
Pramono Edhie Wibowo: Tak Ada Dukungan Asing Dalam Pergerakan OPM
Pramono Edhie Wibowo
RMOL. Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Pramono Edhie Wibowo belum melihat adanya keterlibatan pihak asing dalam beberapa penyerangan di Papua.
Yang jelas, penyerangan itu dilakukan ke­lompok Organisasi Papua Mer­deka (OPM) yang ingin men­ciptakan ketakutan dan kemer­dekaan Papua.

“Penyerangan yang dilakukan OPM kepada TNI murni gang­guan separatis atas beberapa patroli yang di­lakukan anggota TNI. Belum terlihat ada duku­ngan asing da­lam penyerangan itu,” ujar Pramono Edhie Wibowo.

Menurutnya, para ang­gota TNI melakukan patroli untuk menga­mankan pro­gram Tentara Na­sional Masuk Desa (TNMD), di Papua.

“TNI sudah mendeteksi bahwa mereka adalah kelompok sepa­ratis Organisasi Papua Merdeka,” tandasnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Apakah sudah dipastikan ala­san OPM menyerang TNI?
   Saya ingin menjernihkan si­tuasi, saat ini TNI sedang mela­kukan TNMD. Sebab, selama ini daerah tersebut sudah lama tidak kita sentuh kegiatan pemba­ngunan.

Kita melakukan itu karena daerah tersebut (Puncak Jaya) cukup memprihatinkan. Pada saat kita melakukan TNMD, mungkin mereka terganggu. Karena me­reka menjanjikan pembangunan daerah tersebut. Lalu datang TNI masuk desa dengan membangun tanpa kata-kata.

Saya tegaskan, mereka menye­rang bukan karena kami yang melakukan penyerangan terlebih dahulu. Kami sedang melak­sa­nakan patroli dalam rangka penga­manan program TNMD. Ketika mereka menem­bak, oto­matis kami melawan. Karena program TNMD ini me­ru­sak ke­tenangan dan ketentra­man me­reka dan janji mereka.

Apakah ada rencana untuk melakukan operasi militer?
Kami belum ada rencana ke arah itu. Namun ketika ada pe­ningkatan kegiatan OPM, maka secara otomatis kegiatan kita akan meningkat untuk melak­sanakan pembersihan daerah tersebut.

Apa ada penambahan pasu­kan di Papua?
Kami menganggap satuan kami yang ada di Papua masih men­cukupi. Namun kami akan meningkatkan intensitas patroli untuk menjaga wilayah keama­nan dan kedaulatan NKRI.

Dari mana senjata yang di­pakai OPM?
Pada saat saya tanyakan ke­pada personel yang terkena tem­bak, mereka mengatakan senjata yang digunakan OPM merupakan senjata standar dan banyak rakitan.

Beberapa senjata mereka ada­lah hasil rampasan dari personel TNI saat mereka menyerang pos kita. Kami juga belum mende­teksi adanya pasokan senjata dari pihak asing.

Mengenai kekuatan mereka, kami belum bisa pastikan. Me­reka menggunakan sistem perge­rakan ke beberapa tempat, seperti bergerak ke Puncak Jaya, lalu bergeser ke daerah Timika.

Apa pembersihan OPM itu mengganggu masyarakat sipil?
Terus terang saja, kejadian itu jauh dari pemukiman warga. Apabila kita bertemu orang di ja­lan, lalu menghadang dengan tembakan,  ya kita tembak juga.

Kalau kita bisa menangkap hi­dup, itu bagus. Tapi kalau me­reka bersenjata dan kita ber­sen­jata satu-satunya cara adalah me­nembak.

Kasus penembakan helikop­ter bagaimana?
Pada saat itu heli sedang me­lakukan evakuasi dengan meng­ambil korban tembak dari tempat kejadian. Ketika heli itu terbang, mereka mungkin melintas di daerah yang mungkin masih ada beberapa OPM, lalu mereka me­nembaki heli kita.

Kejadian itu menyebabkan ke­rusakan di pesawat, tetapi sifat­nya sementara dan masih bisa ter­bang. Tidak ada korban jiwa, kecuali satu orang personel yang meninggal karena tertem­bak pada saat di darat.

O ya, bagaimana dengan wi­layah Kalimantan di perbata­san yang ingin mengibarkan ben­dera Malaysia?
Kami belum mengerti betul mengenai kejadian itu. Tapi pada dasarnya TNI menjaga wilayah perbatasan Kalimantan. Apabila itu ada, mungkin ka­rena belum puas dengan pem­bangunan di sana. Untuk itu kita perlu mem­­­perhati­kan kesejah­teraan daerah di per­batasan Kali­man­tan. Kalau perlu kita melakukan TNMD.   [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA