“Ini demi menjaga kewibawaan KPK. Siapa saja yang disebut dalam nyanyian Nazaruddin hendaknya diperiksa. Saya siap diperiksa, yang lain juga dong. Komite etik harus fair. Sebab, Pak Busyro Muqoddas juga ikut disebut Nazaruddin, dia juga haÂrus diperiksa,†kata M Jasin keÂpada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, Komite Etik KPK yang dibentuk Selasa (26/7) melibatkan unsur pimpinan, peÂnasihat KPK, dan 2 tokoh maÂsyarakat. Komite Etik dipimpin Abdullah Hehamahua, beranggoÂtakan Busyro Muqoddas (Ketua KPK), Bibit Samad Rianto (WaÂkil Ketua KPK), Haryono Umar (Wakil Ketua KPK), Zaid Zainal Abidin (penasihat KPK), SjahÂruddin Rasul (bekas pimpinan KPK), dan Marjono ReksodiÂputro (Guru Besar Universitas Indonesia).
M Jasin selanjutnya mengataÂkan, permintaan memeriksa pimÂpinan KPK yang lain bukan untuk menyudutkan atau saling meÂnyerang antar pimpinan. SeÂbab, semua pimpinan KPK sudah megetahui kalau apa yang dilaÂkukan Nazaruddin adalah fitnah.
“Kalau saya diperiksa Pak Busyro, kemudian dinyatakan tidak ada masalah. Publik akan menilai, hal itu wajar. Sebab, yang memeriksa temannya senÂdiri. Sesama pimpinan, pasti akan saling melindungi. Namun, kalau yang memeriksa indepenÂden, Insya Allah prasangka negatif itu tidak ada,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Persiapan apa yang Anda laÂkukan dalam pemeriksaan KoÂmite Etik?Saya siap memberi keterangan yang sebenar-benarnya. OmoÂngan orang itu kan fitnah. Kita nggak usah menanggapinya terÂlalu serius. Kalaupun pemerikÂsaanÂnya terbuka dan boleh dihaÂdiri wartawan, saya siap-siap saja. Nggak ada apa-apa kok.
Apa Anda pernah bertemu deÂngan Nazaruddin seperti yang dikatakannya?Saya tidak pernah kenal dan tidak pernah ketemu sekalipun daÂlam hidup saya dengan NazaÂruddin.
Ini kan bukan kali pertama kami difitnah. Dalam kasus terÂdahulu, Anggodo, semua pimpiÂnan KPK bahkan diseret-seret. Namun, semua rekayasa itu terÂbukti setelah kami membuka hasil sadapan KPK di Mahkamah Konstitusi.
Bagaimana dengan perteÂmuan pimpinan KPK lain deÂngan Nazaruddin?Informasinya kan begitu. KataÂnya, yang pernah bertemu NazaÂruddin adalah Pak Chandra (Hamzah), Pak Haryono (Umar), Johan Budi, Bambang Proptono Sunu (sekjen KPK) dan Ade Raharja. Apapun motif perteÂmuanÂÂnya, walau tidak suap, meÂnurut saya orang-orang itu harus diperiksa juga. Kredibilitas KPK dan Komite Etik tetap terjaga.
Apa sanksi yang dapat diÂberiÂkan Komite Etik bila ada indiÂkasi seperti dikatakan NazaÂruddin? Yang menetukan itu ya Komite Etik. Mengenai bentuk sanksiÂnya, ya tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan. Saya tidak ingin berkomentar, itu nggak bagus. Saya kan pihak yang terperiksa.
Apakah semua pimpinan KPK masih memiliki integritas?Menurut keyakinan saya, seÂmua pimpinan KPK masih bersih. Tidak ada yang merekayasa kasus atau menerima suap. Kenapa saya begitu yakin, karena tidak ada pimÂpinan yang mampu mengÂambil kebijakan sendiri.
Kami kan kolektif dan kolegial. Namun, tidak berarti kalau keÂputusan itu diambil secara komÂpromi. Kami saling mengamati satu sama lain. Kami masih konÂsisten. Masyarakat bisa melihat itu dari track record KPK. MakaÂnya, kami berharap publik tak sepenuhnya mempercayai omoÂngan Nazaruddin.
Bagaimana dengan dugaan perÂmainan dalam proyek HamÂbalang? KPK dan kejaksaan masih mengÂusut dan mengumpulkan data serta informasi terkait proÂyek tersebut. Kalau kami sudah memiÂliki data yang lebih lengkap dan suÂdah mengarah pada kriteria peÂnyidikan, ya akan kami lanÂjutkan.
Nantinya siapa yang menaÂngani kasus ini, KPK atau keÂjaksaan?Hal itu belum diputuskan. Saat ini kami masih melakukan koorÂdinasi dan mengumpulkan alat bukti. Kalau sudah lengkap, bisa saja KPK yang menangani atau tergantung pada hasil koorÂdinasiÂnya.
[rm]
BERITA TERKAIT: