WAWANCARA

Djohar Arifin Husin: Saya Nggak Mau Berpolemik Soal Penggantian Alfred Riedl

Minggu, 24 Juli 2011, 02:30 WIB
Djohar Arifin Husin: Saya Nggak Mau Berpolemik Soal Penggantian Alfred Riedl
Djohar Arifin Husin
RMOL. Pra Piala Dunia merupakan ujian pertama kepengurusan PSSI di bawah komando Djohar Arifin Husin. Makanya pemain Timnas digenjot kemampuannya agar memberikan yang terbaik dalam pertandingan tersebut.

“Waktu untuk menyiapkan keberangkatan mereka dalam kualifikasi pra-piala Dunia sangat singkat. Tapi, kami tidak pesimis. Kami akan mendukung segala sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan Timnas. Kami akan memberikan yang terbaik, karena kami adalah pelayan mereka,” ujar Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, Timnas Merah Putih akan menghadapi Turkmenistan dalam kualifikasi pra-Piala Dunia di Asghabat, 23 Juli mendatang. Kemudian, Indo­nesia akan menjamu Turkmenis­tan di Stadion Utama Gelora Bung Karno lima hari kemudian.

Djohar Arifin Husin selanjut­nya mengatakan, perjuangan yang dilakukan para pemain Timnas dalam membela nama baik bangsa dan negara, selayak­nya mendapatkan peng­hargaan selu­ruh rakyat Indo­nesia. Semua pi­hak sepatutnya menempatkan Timnas di tempat yang layak, se­bagai wujud penghargaan ter­ha­dap keinginan mengharum­kan nama bangsa.

“Mereka telah mengorbankan waktunya, tenaga, dan pikiran untuk nama baik Indonesia. Banyak yang mengorbankan waktu sekolah dan waktu ber­sama keluarganya demi Timnas. Kita layak memberi penghargaan kepada mereka atas nama bangsa Indonesia,” tutur bekas pemain bertahan PSMS Medan itu.

Berikut kutipan seleng­kapnya:

Apa target Anda dalam Pra Piala Dunia?
Meski minim persiapan, kami akan melakukan yang terbaik dalam laga tersebut. Dalam waktu yang sangat sing­kat, satu minggu, kami mela­kukan ber­bagai per­sia­pan hingga mem­berangkatkan Timnas ke Asgha­bat. Me­nge­nai target, kami ber­harap Timnas dapat ber­main maksimal dan men­ca­pai hasil terbaik.

Bagaimana ka­lau Timnas ti­dak mencapai hasil maksi­mal?
Kami berharap, masyarakat memberi dukungan dan tidak terburu-buru memvonis kami bila hasil yang dicapai belum seperti diharapkan.

Program Pra-Piala Dunia bu­kan segalanya. Ini awal dari pro­gram kami. Kami masih me­miliki sejumlah program, seperti SEA Games 2011, pembinaan pemain usia muda, pembenahan infra­struktur dan organisasi.

SEA Games akan dilang­sung­kan beberapa bulan lagi, apa yang sudah disiapkan?
Untuk SEA Games, kami  segara memasukan mereka ke pelatnas. Ada 40 pemain yang su­dah kami panggil. Mereka tinggal masuk pelatnas saja. Pelatih pun sudah menentukan tempatnya, yakni di Kota Batu, Malang.

Harapan masyarakat kan Timnas mendapat medali di SEA Games. Sebab, negara kita men­jadi tuan rumah. Insya Allah cita-cita itu akan kami wujudkan. Kami akan bekerja keras untuk mencapai target tersebut.

Bagaimana tentang konflik antara pengurus lama dan baru?
Tidak ada, hubungan kami baik dan saya tidak ingin berpolemik seputar itu.

Mengenai pelatih Timnas?
Untuk SEA Games kami pakai Rahmat Darmawan (bekas Pela­tih Persija Jakarta, red).

PSSI bisa digugat ke FIFA atas pemecatan pelatih Timnas  Alfred Riedl, bagaimana ko­men­tar Anda?
Saya tak mau berpolemik soal penggantian itu.

 O ya, upaya apa saja yang di­lakukan untuk merubah ma­najemen PSSI?
Semua anggota Komite Ekse­kutif (Exco) sepakat untuk mem­benahi organisasi agar lebih efektif, proforsional, dan efisien. Saat ini, strukturnya sedang di­bahas oleh konsultan. Kami me­minta mereka memberi gamba­ran, bagaimana struktur yang terbaik untuk PSSI. Tapi tidak lari dari statuta FIFA. Dengan struk­tur yang lebih efektif, profor­sional, dan efisien. Kami berha­rap, PSSI dapat melakukan lom­patan dan mengejar keter­tinggalan.

Soal infrastruktur?
Kami menyadari infrastruktur sepak bola di Indonesia masih be­lum memadai. Makanya, dalam beberapa tahun ke depan, kami akan membenahi seluruh lapa­ngan sepakbola yang ada di Indonesia.

Lapangan sepakbola jumlah­nya sangat banyak, tapi kualitas­nya tidak standar. Misalnya, ukuran lapangan, gawang, dan kualitas rumput, sehingga anak-anak kita tidak bisa menunjukkan dan meningkatkan kualitas per­mainannya.

Berapa biaya yang dibutuh­kan?
Lapangannya kan sudah ada. Tidak perlu modal besar. Kita hanya ingin membuat lapangan yang sesuai standar. Tidak perlu dinding beton dan sebagainya. Kita hanya akan merapikan tiang, ukuran, dan kualitas tanah atau rumput di lapangan tersebut.

Untuk merealiasasikan hal itu, kami sudah bekerja sama dengan Mendagri. Kami akan membuat edaran ke seluruh Indonesia agar  semua lapangan memiliki ukuran yang sesuai standar.

Program apa lagi yang dila­kukan?
Fokus kami lainnya adalah pem­binaan pemain usia muda. Anak muda merupakan masa depan sepak bola Indonesia yang yang harus terus-menerus dilaku­kan pembinaan. Kami sadar pem­binaan usia pemain muda yang benar akan menghasilkan tim nasional yang kuat di masa depan

Untuk itu, kami akan menda­tangkan pelatih-pelatih berkuali­tas dari luar negeri untuk melatih enam lapisan skuad tim nasional, yakni  U-16, U-17, U-18, U-19, U-23 dan senior. Dengan demi­kian, rantai suplai pemain nasio­nal tidak terputus. Tim nasional itu tidak boleh satu generasi.

Apa semua pembenahan itu dapat selesai empat tahun?
Dalam empat tahun ini, mung­kin hasilnya belum terlihat. Tapi, kami bertekad menanamkan pon­dasi yang benar.

Program apa yang prioritas?
Semuanya penting dan menjadi prioritas. Tergantung bagaimana kami mengerjakannya. Makanya, seluruh anggota Exco berprinsip kerja jalan dan kerja jalan, se­hingga semuanya dapat disele­saikan.

Kami 11 anggota Exco mem­bagi-bagi tugas untuk menyele­saikan masalah dan membenahi persepakbolaan nasional. Tahun ini, semua yang kita rencanakan sudah mulai berjalan.   [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA