Makanya, kata M Jasin, begitu Muhammad Nazaruddin melakukan fitnah, dia meÂnangÂgaÂpinya biasa-biasa saja.
“Berani kerja di KPK, ya harus berani menanggung risiko apa pun. Kami sering diÂfitnah. Dalam kaÂsus Anggodo, semua pimÂpinan KPK bahkan diseret-seret. NaÂmun, semua rekayasa itu terbukti setelah kami membuka hasil sadapan KPK di Mahkamah Konstitusi,†papar M Jasin keÂpada
Rakyat MerÂdeka, keÂmarin.
Jasin meÂnamÂbahkan, tuÂdiÂngan seperti yang dilaÂkukan NazaÂruddin akan terus menimpa KPK, selama lembaga anti koÂrupsi itu masih ada. Siapa pun pimpinan KPK berikutnya akan mengaÂlami hal yang sama.
“Apa yang dilaÂkuÂkan NazaÂruddin atau terÂsangÂka korupsi lainnya, disebut corruptor fight back. Dalam meÂlaÂkuÂkan perlaÂwaÂnan, yang dibiÂdik korupÂtor adalah pimpiÂnanÂÂnya, buÂkan stafÂnya,†ucapÂnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Menurut NaÂzaÂruddin, Anda tiÂdak dapat diperÂcaya karena perÂÂnah menerima suap, apa tanggapanÂnya?Kalau kekayaan saya ada yang haram, silakan diperiksa. Sistem yang ada di KPK kan memberiÂkan keleluasaan pada seluruh jajaran untuk memeriksa atau meÂnangkap pimpinan. Kalau hanya omongan atau tudingan tanpa data yang akurat, ya untuk apa ditanggapi.
Mengenai penghasilan atau kekayaan pimpinan, KPK meÂngaÂnut mekanisme
single salary sistem. Jadi, semua data sebeÂlum menjadi pimpinan, selama menÂjabat dan setelah menÂjabat dapat dilihat dan diÂaudit. SeÂmuanya transparan, bahkan rekeÂning keluarga kami pun diÂaudit. Kalau ada yang tidak wajar, silaÂkan sita saja.
Nazaruddin mengatakan, dari lima orang pimpinan KPK hanya Busyro Muqoddas yang meÂmiÂÂliki integritas, apakah ini mengÂindikasikan terjadi perÂpecaÂhan?Itu kan namanya mengadu domba. Tapi sudah nggak memÂpan. Beberapa waktu lalu, NaÂzaruddin memfitnah Pak Busyro. Kata dia, Pak Busyro pernah meÂnerima uang Rp 10 miliar. Kemudian, dia memuji-muji Pak Busyro dan mendisÂkreditkan kami. Tapi, kami tidak bisa diadu domba, kami tetap solid. TuÂjuan kami adaÂlah menyeleÂsaiÂÂkan perÂsoaÂlan korupsi agar hilang dari negara ini.
Apa jamiÂnanÂnya kalau seÂmua pimpiÂnan KPK maÂsih bersih?Menurut keÂyakinan saya, seÂmua pimpinan KPK masih bersih. Tidak ada yang merekayasa kasus atau meÂnerima suap. Kenapa saya begitu yakin, karena tidak ada pimÂpinan yang mampu mengÂambil keÂbijakan sendiri.
Kami kan kolektif dan koleÂgial. Namun, tidak berarti kalau kepuÂtusan itu diambil secara komÂpromi. Kami saling mengaÂmati satu sama lain. Kami masih konÂsisten dan masyarakat bisa melihat itu dari track record KPK.
Kami tidak pernah menangani kasus berbau rekayasa atau tekaÂnan. Seandainya pun ada, ya kami tetap jalan. Kalau alat buktinya cukup, ya kami proses. Siapa pun orangnya.
Dari pernyataan NazaÂrudÂdin, apakan KPK mendaÂpatÂkan informasi baru terkait peÂnanganan kasus korupsi wisma atlet?Kalau ada informasi yang beÂnar, tentu akan menjadi masuÂkan bagi KPK, siapapun yang ngoÂmong. Namun, itu kan hanya sekadar omongan. Tidak lebih dari sekadar sinyalemen. Untuk menjadi alat bukti, omoÂngan itu harus didukung data, tidak bisa serta-merta menÂjadi alat bukti. Benar tidakÂnya omongan itu, ya akan kami sanÂdingkan dengan bukti atau data-data yang lain.
Nazaruddin mengaku memiÂliki bukti bahwa penyidikan kasus wisma atlet hanya samÂpai dirinya saja, sedangkan peÂtinggi Partai Demokrat diaÂmanÂkan, bagaimana komentar Anda?Kalau dia merasa benar, pulang saja ke Indonesia. Buktikan seÂmuanya. Tidak akan ada yang menghalang-halangi atau menyaÂkiti dia. Indonesia kan negara hukum, negara demokrasi. Kalau dia merasa terganggu atau teranÂcam, ya tinggal minta perlinÂdungan. Kan ada lembaga perÂlindungan saksi.
Nazaruddin sering diwawanÂcarai lewat telepon, apakah KPK belum menemukan poÂsisiÂÂnya?Itu urusan tim teknis. Kami tidak bisa menyampaikan strategi dan apa yang akan dilakukan KPK kepada media. Nanti justru menghambat proses penemuan orang yang kita cari.
[rm]
BERITA TERKAIT: