“Keputusan untuk melaÂkuÂkan impor beras sudah diambil. NaÂmun kita harus menghitung deÂngan pasti supaya jumlahnya itu benar-benar untuk mengaÂmanÂkan stok Bulog di level 1,5 juta – 2 juta ton,†ungkap Mari Elka Pangestu.
Menurut Mari, rencana impor itu belum bisa ditentukan kapan muÂlai dilakukan. Sebab, pemeÂrinÂtah masih menghitung berapa keÂbutuhan beras yang diperlukan unÂtuk mengamankan stok Badan Urusan Logistik (Bulog).
Bagi Mari, penghitungan jumÂlah kebutuhan beras harus diÂperÂhatikan dengan seksama karena kondisi iklim yang dihadapi Indonesia sedang tidak menentu, apaÂlagi impor ini untuk menÂcukupi kebutuhan hingga tahun depan.
“Mengapa perhitungannya haÂrus lebih hati-hati dari biasa, kaÂrena kita harus antisipasi deÂngan baik dampak dari perubahan iklim di Indonesia, bukan hanya di tahun ini tapi untuk di tahun deÂpan,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya; Negara mana saja yang akan mengimpor berasnya ke Indonesia?Itu diserahkan kepada Bulog. ApaÂkah Bulog akan mengguÂnaÂkan impor beras yang memiliki perjanjian government to government atau impor beras dari sumÂber lain, itu terserah Bulog.
Boleh dari mana saja, itu kan terÂserah Bulog. Artinya, tidak haÂrus dari negara yang G to G seÂperti Thailand dan Vietnam, kalau dia mendapatkan sumber yang lain dengan kualitas dan harga yang masuk, tentunya diperÂboÂlehkan.
Apa pemerintah mengusulkan negara alternatif yang lain?Apabila Bulog tidak mengÂimÂpor dari Thailand dan Vietnam yang memiliki perjanjian G to G deÂngan Indonesia, bisa juga dari neÂgara India dan Pakistan. TenÂtunya apabila impor dari India dan Pakistan, jenisnya agak beda. UnÂtuk itu, saya rasa harus diÂpeÂlajari jenisnya dan kualitasnya.
Bukannya impor beras mengÂgangÂgu panen raya dan harga beras petani?Intinya peraturan mengenai kaÂpan impor masuk dan mengapa diÂkaitkan dengan panen raya, agar tidak menggangu harga di kaÂlangan petani. Tapi kalau impor itu untuk mengamankan stok, itu tiÂdak menggangu harga. Tidak haÂrus 100 persen dikaitkan deÂngan peraturan itu. Kalau dibaca peraturannya dengan baik, kalau itu terkait dengan stok, ya tidak ada masalah. Intinya kita meÂngaÂtur semua ini untuk menjaga harga kepada petani, kita meÂngaÂtur ini agar stok kita aman. ArtiÂnya, kami memÂpertimbangkan semuanya.
Tahun lalu dua juta ton, bagaiÂmana sekarang?Kita sedang menghitung pasti suÂpaya Bulog bisa mencapai tarÂget yang telah kita tetapkan keÂpada mereka. Dalam peÂngaÂturanÂnya sudah fleksibel mungkin karena keputusannya ada pada Bulog.
Dari sisi pemerintah, yang penÂting mereka bisa mengaÂmanÂkan stok di angka 1,5 juta – 2 juta ton dan Bulog diperÂbolehkan mengÂimpor setelah mereka makÂsimal dalam pengadaan beras dalam neÂgeri. SisaÂnya tentu kembali keÂpada tujuan kita untuk mengaÂmanÂkan stok diberikan fleksiÂbiÂliÂtas untuk mengimpor dari jumÂlah yang dibutuhkan.
O ya bagaimana dengan maÂkanan kadarluarsa menjelang puasa?Intinya kita ingin meÂngaÂmanÂkan industri lokal dari persaingan yang tidak adil dan tidak sehat. Sudah beberapa cara yang kita lakukan. Pertama, pengamanan di lima pelabuhan terhadap produk-produk makanan dan minuman terÂtentu. Langkah itu didukung oleh aparat keamanan agar tidak terÂjadi penyelundupan yang suÂdah dilakukan awal Juli.
Kedua, labeling dalam bahasa InÂdonesia untuk makan dan miÂnuman, itu peraturannya sudah ada. Selain itu, Kementerian PerÂdagangan dan Badan POM yang tergabung dalam Tim Terpadu PeÂngawasan Barang Beredar, kita sudah cukup intensif dalam seÂtahun ini untuk turun di laÂpangan. Minggu depan kita ke Pekan Baru dan beberapa kota untuk melaÂkuÂkan inspeksi, ini yang kita intenÂsifkan menjelang puasa dan lebaran.
Sudah ada komitmen dari pengusaha untuk kasus barang kadaluarsa?Biasanya masalah yang timbul adaÂlah barang yang hampir kaÂdarÂluarsa dan sudah kadarÂluarsa. Sejauh ini, di sektor ritel sudah ada komitmen dalam hal ini. Artinya apabila Anda belanja dan menemukan barang kadarluarsa, langsung kembalikan ke manager. Nanti akan dikembalikan dua kali lipat dari harga barang itu. Ini akan terus kita intensifkan. Masyarakat jangan khawatir. Sebab, dari sisi perlindungan konÂÂsumen hal ini sangat penting suÂpaya kita benar-benar tahu bahÂwa barang yang dibeli itu aman untuk dikonsumsi.
[rm]
BERITA TERKAIT: