“Yang penting kami sudah mengingatkan. Kami kan tidak bisa memaksa. Tapi kalau mau memaksa pulang, itu keweÂnangan KPK. Saya kira KPK punya cara sendiri untuk bisa menghadirkannya ke sini,†kata Ketua DPP Partai Demokrat Sutan BhatoeÂgana kepada
RakÂyat Merdeka, di Jakarta.
Nazaruddin diagendakan diÂperiksa KPK, kemarin, terkait kasus dugaan korupsi pengadaan dan revitalisasi sarana dan prasarana di Ditjen PMPTK Diknas tahun 2007.
Berikut kutipan wawancara dengan salah satu anggota tim komunikasi, Sutan BhatoeÂgana:
Kunjungan Tim ke SingaÂpura dianggap sebagai pembeÂlaan, sesungguhnya apa tujuan berÂtemu Nazaruddin di SingaÂpura?Sebelum kepergian kami, banyak berita tentang partai kami dan berujung pada informasi yang tidak jelas. Untuk menguÂrangi atau menepis rumor yang beredar dan kurang sedap, teruÂtama mengenai Partai Demokrat, makanya Pak SBY memerintahÂkan kepada DPP dalam hal ini Pak Anas, agar membesuk dan berkomunikasi dengan Pak Nazar di Singapura.
Apa harapan Partai DemoÂkrat setelah pertemuan ini?Pertama, dari pertemuan di Singapura dan konferensi pers di Jakarta, kami ingin menegaskan masalah ini, biarlah untuk intern kami saja.
Apabila nanti dibawa ke ranah hukum, biarkan ranah hukun itu berjalan sendiri. Jangan gara-gara didorong agar tersangkut ke ranah hukum.
Kedua, tidak ada perpecahan di Partai Demokrat. Kami di inÂterÂnal bekerja sesuai dengan fungsiÂnya masing-masing. ConÂtohÂnya, Dewan Kehormatan berkerja berÂdasarkan etika dan moral, fraksi berdasarkan fakta hukum. Ini kan harus saling mengisi, jangan ditabrakkan.
Setelah tim mengajukan ingin bertemu, apakah Nazar langÂsung merespons secara positif?Saya sering berkomunikasi dengan yang bersangkutan. Ketika saya ungkapkan maksud kami ingin menjenguknya, dia meminta waktu untuk berpikir selama satu atau dua hari. Baru Selasa (31/5), Pak Nazar memÂberikan kesediaan dan kepastian bisa bertemu dengan tim. Lalu kami sampaikan kepada Ketum (Anas Urbaningrum), dan beliau setuju. Pada saat itu belum diÂpastikan akan bertemu di mana. Tapi Pak Nazar bilang ketika nanti sampai pelabuhan, akan ada yang jemput.
Loh, kenapa tidak mengguÂnakan pesawat terbang?Pak Nazar bilang bahwa dalam pertemuan itu jangan membawa siapa pun termasuk wartawan. Kami jaga permintaan beliau agar pertemuan itu lancar. Kami sudah memprediksi apabila kami pergi melalui bandara, sudah banyak wartawan yang menunggu. Kami tidak ingin berita keberangkatan itu dipublikasikan dulu. Kami ingin bekerja semaksimal mungÂkin terlebih dulu, baru kami laÂporkan kepada masyarakat seÂperti konferensi pers.
Nazar setuju bertemu Selasa, kok bertemunya Jumat, keÂnapa?Begini, semua yang memperÂsiapkan pertemuan di Singapura adalah Pak Nazar, termasuk peÂnginapan. Pada saat itu kebeÂtuÂlan beberapa hotel penuh karena weekend. Ketika beliau sudah menÂÂdapatkan tempat menginap, kami diminta berangkat. Yang jelas kami menginap di hotel MaÂrina Mandarin. Setelah nyamÂÂÂpai di hotel, kami diteleÂpon Pak Nazar untuk memberiÂtahu perteÂmuan sekitar jam 9 maÂlam di suatu tempat di luar hotel terÂsebut.
Kenapa pertemuannya di luar hotel?Kita tidak tahu pertimbangan Pak Nazar. Secara kronologis kami terlebih dahulu yang daÂtang. Setelah 30 menit beliau daÂÂtang sendirian. Namun Pak Nazar bilang bahwa dirinya bersama beberapa temannya tetapi mereka berada di luar temÂpat pertemuan. Kita bertemu seÂkitar dua jam, cerita-cerita tenÂtang banyak hal.
Komentar Nazar tentang tesÂtiÂmoni dan SMS gelap?Beliau tidak tahu-menahu soal itu. Lalu soal blog yang berisi testimoninya adalah bukan milik beliau tapi dia tahu ada orang yang mengutip dari pernyataan Pak Nazar.
Soal twitter, kami bilang kok persis ya Pak Nazar, tapi dia bilang semua itu (isi twitter) ada ketika beliau wawancara dengan salah satu repoter televisi swasta. Dari sana diambil pernyataan itu.
Apalagi yang dibicarakan?Saya rasa isi obrolannya sama seperti kita ngobrol saja. Tugas kami melihat kondisi dia dulu, benar sakit atau tidak. Lalu kita tanyakan kapan pulang, tugas kita itu saja. Selain itu hanya ngobrol biasa.
[rm]
BERITA TERKAIT: