Koordinator Kaukus Parlemen Indonesia untuk Palestina, Al Muzzammil Yusuf, mungkin kolega almarhumah yang paling merasa kehilangan setelah Yoyoh dikabarkan meninggal karena kecelakaan maut di Tol Palikanci, Cirebon Sabtu dinihari (21/5).
"Yoyoh adalah anggota legislatif yang paling aktif membantu tragedi kemanusiaan di Palestina," ujar Muzammil saat memberi kesaksiannya kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin (23/5).
Pada akhir Desember 2009, Yoyoh bergabung dengan gabungan LSM dunia yang mayoritas dari Eropa ketika mencoba menembus satu tahun blokade Gaza melalui kota Rafah. Tapi upaya itu gagal karena diblokir oleh aparat Mesir yang mencegah masuknya rombongan bernama Viva Palestina itu.
"Mereka berangkat dari Cairo. Seingat saya, Saat itu Bu Yoyoh adalah satu-satunya anggota parlemen Indonesia yang ikut dalam rombongan," ujar Muzammil.
Kedua, setelah tragedi Flotila yaitu pada akhir Juni 2010. Yoyoh yang saat itu masih bertugas di Komisi VIII minta izin untuk ikut dalam rombongan Komisi I DPR RI ke Gaza.
"Kami jam 8 malam sudah masuk Pantai Arisy Rafah. Sedangkan Bu Yoyoh baru masuk tengah malam karena tidak bisa bareng Komisi I. Namun esoknya, ia berhasil bergabung dengan rombongan Komisi I masuk ke Gaza dari pintu Rafah," ucapnya.
Dia juga berhasil menggalang bantuan dana masyarakat Indonesia untuk membeli mobil ambulans guna disumbangkan kepada Rakyat Palestina di Gaza. Ia berhasil masuk Gaza setelah lebih dari satu minggu berjuang melobi pemerintah Syria dan Mesir, akhirnya mendapatkan ijin dan berhasil membawa mobil ambulans masuk ke Gaza.
"Saya yakin jika ada peluang lagi, dia akan masuk lagi ke Palestina. Akan tetapi takdir Allah yang menentukan lain," ucapnya.
Muzzamil lalu mengingat kisah tentang seorang ibu di Palestina yang meminta langsung ke Yoyoh untuk menjadi besannya.
"Jika anggota Parlemen wanita Palestina, Turki dan Bosnia, yang selama ini berinteraksi
dengan Bu Yoyoh mengetahui bahwa beliau telah wafat, Saya yakin mereka akan sangat merasa kehilangan," pungkasnya
.[ald]
BERITA TERKAIT: