WAWANCARA

Bambang Soesatyo: Ada Orang Kuat Beking Rekayasa Kasus Antasari

Sabtu, 23 April 2011, 08:17 WIB
Bambang Soesatyo: Ada Orang Kuat Beking Rekayasa Kasus Antasari
Bambang Soesatyo
RMOL. Keputusan majelis hakim dalam perkara pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen dengan terpidana bekas Ketua KPK Antasari Azhar, dinilai memiliki kejanggalan.
 
Dugaan kejanggalan ini mengusik Wikileaks mencari tahu sumber-sumber terpercaya yang memiliki dokumen-doku­men penting terkait kemungkinan adanya rekayasa. Lembaga pim­pinan Julian Assange ini kabar­nya akan mempublikasikan doku­­­men rahasia tentang kasus dan persidangan terpidana Anta­sari Azhar yang dituduh menda­langi pembunuhan Nasrudin.

Tak hanya itu, Komisi Yudisial (KY) menengarai adanya indikasi pelanggaran kode etik yang dila­kukan majelis hakim dari tingkat pertama, banding, maupun kasasi dalam kasus Antasari Azhar. Dugaan itu ber­kaitan dengan pengabaian bukti-bukti penting.

Kecurigaan adanya rekayasa ini juga datang dari anggota Komisi Hukum DPR, Bambang Soe­satyo. Politisi Partai Golkar ini bahkan menye­but Antasari se­ba­gai korban pera­dilan sesat.

Berikut kutipan wawancara de­ngan anggota Komisi III DPR itu:

Belakangan ini kecurigaan akan adanya rekayasa dalam ka­sus Antasari kembali me­nguat, tanggapan Anda?
Ya, saya melihat upaya Wiki­leaks mengungkap dokumen terkait kasus Antasari setidaknya menunjukkan adanya sebuah hal yang terkait dengan dugaan reka­yasa dalam kasus ini. Dan entah karena kebetulan atau memang ada kaitannya, KY juga meng­ungkapkan adanya ketidak­lazi­man persidangan kasus bekas Ketua KPK ini.

Kira-kira dari­ma­na sumber yang bisa dijadikan pegangan  Wikileaks?
Entah darimana sumbernya, tetapi berbagai kala­ngan bela­kangan ini terus meng­­­gunjingkan rencana Wiki­leaks itu. Julian Assange kabar­nya sedang men­cari-cari media di negara mana yang akan diajaknya bekerja sama mengungkap doku­men tentang kasus Antasari itu.

Apa faktor kebetulan, ke­napa KY mengungkap adanya dugaan rekayasa dalam kasus itu?
Setelah menelaah dokumen pengaduan Antasari dan doku­men investigasi, KY mengu­mum­kan telah menemukan in­di­­kasi pelanggaran profesiona­li­tas hakim yang menangani per­sida­ngan Antasari. Para ha­kim di­nilai mengabaikan bukti-bukti kuat, serta mengabaikan kete­rangan ahli senjata, ahli balistik dan kete­rangan ahli tek­nologi informasi (IT). KY juga menilai para hakim menga­bai­kan bukti baju korban (Nazaru­din, red) yang tidak per­nah di­ha­dirkan di persidangan. Se­bagai tindak lan­jutnya, KY akan meminta kete­rangan dari pela­por, para saksi, ahli senjata, ahli balistik dan ahli IT.

Apa yang diumumkan KY ini ibarat materi yang bisa mem­perkuat keyakinan sementara orang bahwa Antasari menjadi korban dari sebuah kasus yang direkayasa atau korban penga­dilan sesat.

Anda yakin jika ada yang janggal dalam kasus ini?
Proses penampakan kebena­ran dan kesalahan dalam kasus Antasari sudah dimulai sejak per­sidangan kasusnya. Bisa di­pasti­kan bahwa tahap paling menen­tukan dari proses penam­pakan itu tidak masuk dalam skenario banding yang disusun Antasari dan para penasihat hukumnya. Bahkan mungkin tak pernah diperhitungkan Antasari sendiri. Tahap yang paling me­nentukan itu adalah terbong­karnya ketidak­laziman persida­ngan dan vonis kasus Gayus Halomoan Tambu­nan dalam kasus penggelapan pajak di Pengadilan Negeri Tangerang.

Kok Anda menghubungkan­nya ke sana?
Antasari mungkin tidak pernah memperhitungkan kalau kasus Gayus menjadi bagian dari proses penampakan kebenaran dan kesalahan atas kasus yang ditu­duhkan kepadanya. Sebab, kasus Gayus ternyata menyeret Cirus Sinaga, jaksa senior yang men­jadi Ketua Tim penuntut umum dalam perkaranya. Peny­elidikan internal tim Kejagung menyim­pulkan, Cirus terbukti terlibat aktif dalam aksi pem­bocoran surat Rencana Tuntutan (Rentut) sekaligus pemalsuan Rentut Gayus. Sebagai tersangka pemal­suan dokumen negara, Kejaksaan Agung sudah mela­porkan Cirus ke Polisi.

Awalnya, Cirus tak mau me­nyerah begitu saja. Memang, dalam kasus pembocoran Rentut itu, publik melihat adanya perla­kuan istimewa terhadap Cirus. Beredar cerita di kalangan jaksa dan wartawan bahwa jika Cirus merasa tidak dilindungi kolega­nya dalam kasus pembocoran Rentut kasus Gayus, dia mengan­cam akan mengungkap rekayasa kasus Antasari.

Apa Anda percaya itu?
Ya, di luar dugaan kita semua. Pernyataan Gayus menambah bobot terhadap kebenaran anca­man Cirus itu. Kecewa karena divonis tujuh tahun penjara oleh PN Jakarta Selatan, Gayus lang­sung curhat dan buka-bukaan. Gayus mengatakan, Cirus ter­libat dalam rekayasa kasus Anta­sari. Gayus juga mengaku bahwa Satgas Pemberantasan Mafia Hukum pernah mengung­kapkan, kasus Jaksa Cirus Si­naga tidak ditindaklanjuti karena khawatir Cirus akan mem­bong­kar perkara Antasari.

Apalagi yang membuat Anda yakin adanya dugaan reka­yasa?
Tidak berhenti pada pernyataan Gayus, adik kandung almarhum Nasruddin, Andi Syamsuddin juga mengemukakan hal yang sama dengan Gayus, walau de­ngan acuan yang sedikit berbeda. Andi, yang awalnya jelas-jelas berseberangan dengan Antasari, kini berada dalam satu barisan dengan bekas ketua KPK itu. Merespons temuan KY. Andi mengatakan, ada rekayasa dalam kasus pembunuhan Nasruddin untuk menjerat Antasari. Andi mengacu pada putusan sidang Antasari dan pembelaan penga­cara Antasari. Rencana pe­manggi­­lan para hakim yang menangani kasus Antasari oleh KY juga menambah keyakinan Andi.

Saya juga ingat saat laptop Antasari disita. Laptop itu me­nyimpan banyak file sensitif. Termasuk rekaman percakapan hasil sadapan KPK tentang du­gaan penyimpangan tender proyek IT KPU. Antasari konon diincar karena itu.

Benarkah rakyat sekarang sudah mulai berbalik arah da­lam memandang kasus Anta­sari?
Perlahan tapi pasti. Persepsi publik terhadap peran Antasari dalam pembunuhan almarhum Nasruddin kini mulai berbalik. Antasari mulai dilihat sebagai korban rekayasa kasus hukum. Sebagian publik kita pun mulai yakin bahwa hanya kekuatan besar di negara ini yang mampu memerangkap Antasari. Perta­nyaan usil berikutnya adalah mengapa Ketua KPK itu sampai tidak bisa menghindar dari jeba­kan itu? Jawabannya, ada orang kuat bekingi rekayasa ini. Sebab, orang itu sangat marah pada Antasari. ‘Dosa’ Antasari, kata­nya, sulit dimaafkan. [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA