Komjen Ito Sumardi: Kami Masih Menyelidiki Kelompok DPO Syari­­f

Kamis, 21 April 2011, 00:33 WIB
Komjen Ito Sumardi: Kami Masih Menyelidiki Kelompok DPO Syari­­f
Komjen Ito Sumardi
RMOL.Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah memberikan sejumlah data kepada Tim Densus 88 Anti Teror Polri terkait penanganan kasus bom di Masjid Al-Dzikra, Polresta Cirebon.

“Penanganan kasus ini memang tanggung jawab Tim Densus 88 Anti Teror. Tapi Bares­krim Polri berkewajiban men­suplai berbagai data terkait kasus tersebut,’’ ujar Kepala Bareskrim Polri, Komjen Ito Sumardi ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Selasa (19/4).      

“Saat ini, penanganan tero­risme tidak dapat berdiri sendiri. Karena itu, diperlukan koordinasi dan keterpaduan antar lembaga dalam menangani persoalan tersebut,” ujar Ito kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Ito, pelaku bom bunuh diri di Cirebon, Muham­mad Syarif, masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Mabes Polri. “Syarif merupakan DPO da­lam kasus pengerusakan Alfa­mart di Cirebon,” tegasnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Sejauhmana pengungkapan aksi teror yang dilakukan M Syarif?

Penanganan kasus teror di Masjid Al-Dzikra, Polresta Cire­bon didalami Tim Densus 88 Anti Teror. Bareskrim sifatnya hanya mendukung saja, seperti mem­berikan data-data dan mem­fasi­litasi berbagai kebutu­han lainnya.

Mengenai perkembangan ter­akhir, Polri masih menelusuri dari mana pelaku bom bunuh diri, M Syarif belajar merakit bom. Untuk mendalami informasi ter­sebut, kami memeriksa sejumlah pihak. Karena proses penyeli­dikan masih berjalan, kami tidak bisa menyampaikan secara utuh apa yang terkandung dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Apakah M Syarif melaku­kan­nya secara berkelompok?

Betul. Dia bersama dengan ke­lompoknya yang terdiri dari lima orang, merupakan DPO da­lam kasus pengerusakan Alfa­mart, di Cirebon lantaran menjual minu­man keras. Selain itu, Syarif juga diduga terlibat pembunuhan seorang anggota TNI awal April 2011.

Siapa saja orang yang mem­bantunya?

Kami belum dapat mengung­kap­kannya, karena kami masih menyelidiki kelompok terse­but. Saat ini, Tim Densus 88 Anti Te­ror masih bekerja untuk meng­­ungkap apakah kelompok itu ma­suk dalam kelompok lama atau kelompok lokal di Cirebon.

Bagaimana dengan hasil penggeledahan rumah orang tua tersangka?

Saat penggeledahan rumah orang tua tersangka di Plered, Maja­lengka, kami tidak menemu­kan adanya bahan peledak berupa sulfur, alumunium, dan potasium yang digunakan untuk aksi bom bunuh diri. Tapi, Tim Densus 88 menemukan rangkaian elektronik berupa batere dan kabel.

Meski belum dapat dipastikan apakah alat-alat itu digunakan untuk kepentingan bom, tapi ka­lau dari bahan yang kami temu­kan besar kemungkinan ini untuk bom. Pasalnya, berdasar­kan olah TKP di Masjid Al-Dzikra, pe­nyidik menemukan komponen bom rakitan yang terdiri dari logam alumunium, batere, saklar, elemen bola lampu sebagai pe­micu, mur, dan paku.

Apakah bahan-bahan yang di­pakai Syarif sama dengan yang digunakan Dr Azhari?

Bahannya ada kesamaan. Tapi, kami belum dapat mengambil kesimpulan karena masih men­dalami kasus ini.

Menurut Anda, Bareskrim dan sejumlah pihak bekerja sama dalam menangani kasus ini, bagaimana koordinasinya?

Penanganan terorisme berada di bawah koordinasi Badan Na­sional Penanggulangan Teroris (BNPT). Tim Densus 88, Bares­krim, dan otoritas intelijen nasio­nal juga berperan untuk meng­ungkap jaringan teroris.

Karena banyak jaringan yang bermain, kami harus bekerja secara komprehensif. Saat ini, yang bertugas memeriksa serta melakukan penyelidikan dan penyidikan adalah tim lapangan. Mereka bekerja siang-malam untuk mengungkap kasus ini. Sementara otoritas intelijen ber­peran untuk mengungkap jari­ngan teroris.

Jadi, ini bukan tanggung jawab Polri saja. Sebab, selain bertugas mengungkap jaringan teroris, kami juga harus bekerja keras agar kejadian serupa tidak teru­lang.

Bagaimana ke­terlibatan ke­­­luarga M Sya­rif?

Polri belum bisa memas­tikan keterlibatan pihak keluarga dalam kasus ini. Sementara ini kita belum lihat ya. Karena kan dari orangtuanya, ayahnya, ibu­nya, ada satu rasa yang teman-teman sendiri mengetahui mereka kaget dengan perubahan sifat Syarif.

Pihak keluarga  hanya menge­tahui perubahan sikap dari M Syarif dan tidak paham terkait rencana pele­dakan bom yang di­lakukan M Sya­rif di Pol­res Cire­bon. [RM]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA