Sebelum kapal ditambah, tentu antrean truk hingga jalan tol bakal terus terjadi, seperti bebeÂrapa hari terakhir ini, sehingga menimbulkan kemacetan parah.
Menanggapi hal itu, Direktur Lalu Lintas Angkutan Sungai DaÂÂnau dan Penyeberangan (ASDP) Wiratno mengusulkan, sudah saatnya pemerintah memÂbeli kapal.
“Dari kejadian ini kita berpikir, ternyata pemerintah masih perlu investasi di kapal. Sebab, dari 33 kapal yang ada, hanya 3 kapal yang dimiliki ASDP. Inilah yang perlu diperkuat,’’ ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, Sabtu (9/4).
Jadi, lanjutnya, dengan hanya tiga kapal itu tidak berdaya meÂngendalikan jumlah ritasi pelaÂyaran. Perlu segera investasi beli kapal. Untuk tahap awal, antisiÂpasinya bisa juga sewa kapal.
Yang perlu dipertimbangkan, kaÂpal yang ada sekarang keceÂpaÂtannya cuma 5 knot, dibutuhkan kapal dengan kecepatan 15 knot. Kalau kapal dengan keÂcepaÂtanÂnya tinggi sudah banyak, tentu bisa mengangkut dengan cepat truk-truk itu. Jadi, antrean bisa diatasi. Ini berarti sudah berÂhasil melawan ‘mafia’ macet.
Berikut kutipan selengkapnya:Mengapa antrean truk di MeÂrak terus terjadi?Selama jumlah kapalnya naik turun, antrian pasti terjadi. Hal ini karena volume angkutan (truk dan mobil lainnya) sedang meÂningkat. Sementara kapasitas angkutnya (kapal) tidak menÂcuÂkupi. Artinya, kondisi ini akan stabil bila jumlah kapalnya konsÂtan di angka 24 yang beroperasi setiap hari.
Apa yang menyebabkan seÂring tidak konstan?Itu karena kesiapan kapal itu sendiri. Dalam hal ini masih ada kapal yang
docking belum seÂlesai. Selain itu ada kapal-kapal yang sedang beroperasi mengaÂlami kerusakan atau perawatan. Kalau kita targetkan misalnya kapal tersebut secara rutin melaÂyani, tiba-tiba mengalami keruÂsaÂkan, tentu harus keluar lintasan.
Kenapa perbaikannya terkeÂsan lama sekali?Perbaikan itu ada yang lama dan sebentar. Biasanya paling seÂbentar itu sepuluh jam, tapi ada juga yang sampai dua hari atau empat hari. Ini biasanya meÂnunggu spare part dari luar neÂgeri. Jadi kalau pun kerusakannya kecil, tetap kita lakukan perÂbaiÂkan demi keselamatan. Sebab, kami tidak ingin terjadi masalah apabila dioperasikan. Jadi, lebih baik kita rawat kondisinya. TuÂjuan kita agar kapal itu layak untuk melaut.
Apa langkah selanjutnya untuk mengatasi antrean terÂsebut?Ada dua langkah yang kami lakukan.
Pertama, kami meminta banÂtuan kapal dari pelabuhan lain.
Kedua, memaksimalkan
trip-nya. Artinya apabila sudah penuh langÂsung berangkat.
Ketiga, memÂpercepat
docking. Kalau masuk sore hari, besoknya bisa dioperasikan.
Bukannya pelabuhan Merak-Bakauheuni memiliki daya angÂkut yang besar dan kapalnya pun besar?Itu yang menjadi kendala kita. Di lintasan lain tidak ada kapal yang sebesar di Merak. AkibatÂnya yang membantu adalah kapal yang berukuran kecil. sehingga langkah ini kurang efisien, naÂmun cukup lumayan untuk meneÂkan angka penumpukan.
Masalah ramp door bagaiÂmana?Kapal angkutan laut rata-rata tidak memiliki ramp door depan dan belakang. Sedangkan di peÂlabuhan Merak-Bakauheuni haÂrus punya ramp door depan dan belakang. Kapal
roll on-roll off (ro-ro) angkutan laut kebanyakan ramp door-nya samping. AkibatÂnya kapal tersebut tidak bisa berÂsandar di pelabuhan penyeÂbraÂngan, tetapi di pelabuhan indah kiat dan itu harus menuju CiÂbanten, karena tidak bisa di Merak-Bakauheuni.
Apakah faktor cuaca ikut memÂpengaruhi?Ini sangat mempengaruhi. Tapi kita tidak mau dibilang mengÂkambinghitamkan. Tetapi faktor cuaca kadang-kadang terjadi di sore, sehingga dampaknya panÂjang. Contohnya, kejadian itu hanya sekitar 7-8 jam, sehingga kapal tidak bisa sandar dengan cepat. Seharusnya satu jam berÂsandar selesai, tetapi malah dua jam. Padahal dengan satu jam, antrian truk sudah seratus.
Kira-kira berapa truk yang mengantri beberapa hari terÂakhir ini?Sekitar 700-an truk yang di luar pelabuhan. Di dalam pelabuhan ada sekitar 1.000 truk, berarti ada seÂkitar 1.700 truk yang mengÂantri.
[RM]
BERITA TERKAIT: