“Banyak hal yang perlu dikriÂtisi oleh masyarakat, seperti peÂneÂgakan hukum dan pemÂbeÂranÂtasan korupsi tidak berjalan dengan baik,†ungkapnya keÂpada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurut Gus Solah — panggiÂlan akrab Salahuddin Wahid — revisi Undang-undang Tipikor justru memperlemah pemberanÂtaÂsan korupsi.
“Seharusnya pemerintah memÂperkuat wewenang aparat peneÂgak hukum untuk menangani kasus korupsi,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya: Anda dikabarkan bertemu deÂngan Dewan Penyelamat NeÂgara, apa tanggapan Anda?Ini menunjukkan banyak orang merasa resah dan gelisah tentang kondisi sekarang. Jadi mereka mengingatkan pemerintah dan kita semua bahwa ada sesuatu yang salah.
Apa saja yang salah itu?Banyak sekali. Misalnya deÂmoÂkrasi yang kita bangun adalah prosedural dan transaksional. Artinya, semua hal pakai uang, tidak substansial yaitu memperÂjuangkan kepentingan rakyat. ConÂtohnya, bangun gedung deÂngan harga yang mahal, itu tidak memikirkan kondisi bangsa.
Bagaimana dengan pembeÂranÂtasan korupsi dan penegaÂkan hukum?Pemberantasan korupsi dan peÂnyalahgunaan wewenang dalam perpajakan merupakan permasaÂlahan inti dihadapi bangsa ini. BiÂdang penegakan hukum pun masih lemah, karena hukum taÂjam kepada rakyat kecil. Tapi keÂtika berhadapan dengan penguaÂsa, hukum menjadi lembek.
Lalu apa yang perlu diperÂbaiki?Menurut saya yang perlu diÂbeÂnahi adalah aparat penegak huÂkum, agar hukum bisa adil. SeÂlama ini aparat penegak huÂkum kurang menunjukkan keÂberÂpihakannya kepada rakyat kecil.
Bagaimana dengan bidang ekonomi?Apabila menggunakan indikaÂtor makro, kondisi Indonesia baÂgus. Tapi coba lihat jumlah orang miskin di Indonesia semakin banyak. Ini menunjukkan dalam tataran mikro, ekonomi Indonesia lemah.
Masalah maraknya teror bom, bagaimana menurut Anda?Menurut saya, ada kelompok yang menciptakan teror saja, menciptakan ketakutan. Mereka mau menciptakan kesan bahwa pemerintah ini tidak mampu mengatasi persoalan bangsa ini.
Ini menunjukkan pemerinÂtah lemah?Pemerintah tidak hadir ketika dibutuhkan, seharusnya mereka bisa melindungi rakyatnya deÂngan memberikan rasa aman.
Apakah motif teror ini?Bisa macam-macam. Bisa ada orang yang mengkambingÂhiÂtamÂkan Islam. Bisa juga mengeÂsanÂkan pemerintah lemah. Namun sebelum ada pihak yang dinyataÂkan bersalah, kita tidak bisa berÂspekulasi siapa yang bermain.
Anda melihat kisruh PKB seÂperti apa?Apapun penyebabnya, perpeÂcaÂhan itu membuat perolehan suara PKB menurun. Jadi kalau mau PKB besar, seharusnya meÂreka bisa bersatu lagi. Karena perÂpeÂcahan hingga tingkat baÂwah.
Bagaimana dengan anggota PKB yang di-PAW?Menurut saya itu tidak sesuai dengan spirit reformasi. Mereka wakilnya rakyat, kecuali mereka kena pidana.
Berarti PKB tidak demoÂkrasi dong?Anda bisa menilai sendiri seÂperti apa. Saya hanya menjelasÂkan apa adanya. Padahal dua orang ini perolehan suaranya tinggi.
[RM]
BERITA TERKAIT: