“Saya kira Bu Mega legowo kader PDI Perjuangan jadi menÂteri,†ujarnya kepada
Rakyat MerÂdeka, di ruang kerjanya GeÂdung Nusantara III DPR/MPR, Jakarta, kemarin.
Menurut Ketua Majelis PertimÂbangan Pusat PDIP itu, kalau untuk kepentingan bangsa dan negara, lalu kader terbaik PDIP diminta menjadi menteri, tentu Mega akan mengizinkannya.
“Semua partai politik kan tahu, kalau negara membutuhkan kader partai untuk menjadi menteri, partai harus ikhlas menyerahÂkanÂnya. Tapi jangan ngelamar mau jadi menteri lho,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Siapa kira-kira kader PDIP yang pantas menjadi menteri?Nggak tahu. Kader PDIP kan banyak. Presiden juga banyak yang ngasih tahu. Jadi terserah Presiden.
Tapi kader PDIP sudah pasti mau ya?Kalau Presiden memanggil PDIP, ya harus mau dong.
Apakah sudah ada sinyal dari Presiden akan ada reÂshuffle kaÂbinet, dan ada kader PDIP yang akan dipilih jadi menteri?Ha-ha-ha, tanya ke Presiden dong. Saya sih sering ketemu dengan Pak SBY.
Sebenarnya hubungan PDIP dengan Partai Demokrat seÂperti apa?Kalau kita sama, semua partai baik kok. Termasuk dengan Partai Golkar dan PKS. Jadi, hubunganÂnya romantis.
Tapi apakah Demokrat perÂnah melakukan pembicaraan dengan PDIP terkait menteri itu?Tanya Demokrat dong. Jangan tanya ke saya. Reshuffle kan boleh dilakukan. Tapi itu terserah PreÂsiden. Kalau Presiden nggak mau, kita juga nggak bisa apa-apa.
Bagaimana kalau Demokrat berkeinginan berkoalisi dengan PDIP?Panggil saja. Kita pastinya nggak masuk koalisilah.
PKS menilai PDIP hanya menÂcari sensasi dengan wacana reÂshuffle, bagaimana komentar Anda?Nggak juga. Sekjen PDIP (Tjahjo Kumolo) berbicara soal reshuffle kabinet itu pasti ada alasan-alasan tertentu.
Apa itu?Tanya Pak Tjahjo. Jangan taÂnya ke saya. Tjahjo hanya sebagai penyeimbang, kalau kinerja peÂmerintah bagus, kasih tahu bagus. Sebaliknya, kalau jelek, dikasih tahu jelek.
Sepertinya PKS tersinggung ya?Nggak juga ah. Masa sama-sama partai politik tersinggung.
Buktinya PKS mengatakan, buÂkankah lebih elegan, bila PDIP memperkuat pengawasan terhaÂdap kinerja pemerintah, apa pendapat Anda?Itu kan pendapat. Jadi, biarkan saja. Nggak soal. Jangan diadu dengan partai lain dong, ha-ha-ha.
O ya, bagaimana menurut Anda soal Ahmadiyah?Ahmadiyah harus jelas akiÂdahÂnya. Mesti dikotak-kotakan dulu, Ahmadiyah itu masuk mana. ApaÂÂkah masuk Islam atau bukan. Kalau bukan, berarti bikin tempat ibadah sendiri dong.
Gubernur Lemhanas MuÂladi mengusulkan agar AhmaÂdiyah dijadikan agama baru saja, baÂgaimana komentar Anda?Terserah. Jangan ada ajaran Ahmadiyah masuk Islam.
Mungkinkah ada yang berÂmain dalam insiden AhmaÂdiÂyah?Saya ini bukan ahlinya, tanya ke LIPI (Lembaga Ilmu PengeÂtaÂhuan Indonesia). Lembaga ini harus mempertanyakan dan segera adakan penelitian dong. Jangan hanya ngomong dan berÂkomentar saja. Maaf ya, LIPI seÂkarang terlalu banyak ngomong politik.
Kedua, Komnas HAM jangan hanya menyalahkan saja. KomÂnas HAM harus datang. Sebab, KomÂnas HAM kan kita yang bentuk.
Ketiga, polisi mesti dikasih tahu juga oleh Komnas HAM, mana tindakan yang tidak meÂlanggar HAM. Selama ini yang disalahkan selalu polisi. Padahal, mobilnya dibakar orang. Kan kasihan juga.
Bagaimana sikap pemerintah melihat insiden ini?Pemerintah harus tegas. Tapi peÂmerintah juga harus dibantu. SeÂperti, Dirjen Agama, guberÂnur, dan Komnas HAM juga turun semua.
Jadi, menurut penilaian Anda pemerintah belum bertinÂdak tegas?Saya rasa pemerintah sudah bertindak. Cuma kalau sudah ada kejadian, polisi tidak bisa berÂtinÂdak apa-apa. Maka Komnas HAM harus turun juga memÂberitahu, prosedur yang bagaiÂmana yang tidak melanggar HAM.
[RM]
BERITA TERKAIT: