Berikut kutipan wawancara Rakyat Merdeka, dengan Denny Indrayana, di ruangan kerjaÂnya, Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (26/1).
Tampaknya Gayus tidak akan kooperatif lagi kepada Satgas?
Tentu kita akan terus berusaha agar semua pihak kooperatif daÂlam mengungkap praktek mafia pajak dan peradilan ini, termasuk Gayus. Kalau pun ternyata ada maÂsalah relasi dengan Satgas, saya melihat deÂngan ikut sertaÂnya KPK meÂnangani masalah ini, ada harapan lebih baik kasus ini dapat lebih tuntas dibongkar.
Pernyataan Gayus itu seperÂtinya lebih mengarah ke Anda ketimbang Satgas, apa Anda merasa seperti itu?
Ya secara resmi Satgas PemÂberantasan Mafia Hukum sudah menyampaikan keterangan pers pada hari Rabu (19/1) lalu. Dan tanggapan saya sebenarnya sama dengan Satgas karena ini kan dalam keonteks menyeÂlenggaÂrakan tugas lembaga. Semua poin tuduhan yang disamÂpaiÂkan GaÂyus tiÂdak berÂdaÂsar dan kita paÂÂtahÂÂkan dengÂan data serta fakta yang kami miliki.
Jadi yang diÂkemukakan GaÂyus itu merupakan fitnah keÂpada Anda dan Satgas?
Apa yang disampaikan baseÂless, tidak didukung oleh kebeÂnaran.
Apakah Satgas akan melakuÂkan tuntutan balik kepada GaÂyus karena pernyataannya yang tidak berdasar tersebut?
Tindakan hukum itu satu alterÂnatif tetapi harus dihitung benar. Kita yakin akan menang kalau mengambil langkah hukum itu. Tetapi kelemahannya, langkah hukum demikian akan mengÂganggu konsentrasi kita dalam upaya utama untuk membongkar mafia pajak dan peradilannya. Meskipun pada tahap sekarang pilihan untuk melakukan langÂkah-langkah hukum itu belum kita tutup, paling tidak saya. Namun, bukan juga jadi alternatif utama.
Jadi sangat terbuka kemungÂkinan Anda secara pribadi meÂnuntut Gayus?
Dalam kasus Gayus itu kita harus konsentrasi dan fokus. Ini kasus yang tingkat kesulitannya tinggi. Kalau kemudian kita jusÂtru melayani pembelokan konseÂtrasi itu, maka energi kita bisa jadi terpecah kepada hal-hal di luar terget utama yaitu pemberantasn mafia peradilan dan mafia pajakÂnya. Jadi meskipun tidak dihiÂlangÂkan sama sekali, sebagai alternatif, namun penggunaan langkah hukum itu tidak menjadi alternatif pertama, karena akan membelokkan konsentrasi kita dari terget utama.
Apakah ada motif tertentu di balik pernyataan Gayus itu?
Harus diitanyakan ke Gayus, saya tidak bisa menduga motif orang lain. Yang jelas masing-masing bisa kita bantah, misalnya terkait dengan mengatur dia pergi ke Singapura. Pertemuan ketiga Satgas dengan Gayus itu kami rekam. Pertemuan ketiga ini adaÂlah pertemuan sebelum berangkat ke Singapura. Kemudian Gayus melarikan diri hingga akhirnya Satgas menjemput. Dari rekaman itu bisa dibaca, ada transkripnya, yang dengan gamblang, dengan jelas membuktikan bahwa tidak ada pengaturan Satgas bahwa dia pergi ke Singapura.
Selain itu, rekaman pembiÂcaraan pesan BlackBerry antara saya dengan Gayus. Rekaman itu membuktikan bahwa Satgas senÂdiri tidak tahu dia ada di mana. Rekaman pembicaraan pesan BlackBerry itu juga kita sudah sampaikan dalam press confeÂrence Rabu lalu.
Bagaimana dengan tuduhan tiga perusahaan itu?
Terkait dengan tuduhan bahwa Satgas yang menyebutkan tiga perusahaan kepada Gayus untuk dia ungkap kepada masyarakat, akan sangat banyak bukti dan fakta yang menunjukkan bahwa inisiatif itu datang dari Gayus. Pertama, pada saat dia mengungÂkapkan pertama kali pada Satgas, yakni dengan Mas Achmad Santosa. Jadi akan mudah kami saling konfirmasi bahwa itu dari Gayus.
Kedua, di Singapura itu juga ada rekaman video yang menunÂjukkan bahwa Gayus akan mengÂungkap siapa penyuapnya itu kepada penyidik Polri dan rekaÂman video itu sudah dilihat masyarakat lewat pemberitaan di sejumlah media.
Ketiga, Gayus sudah menyamÂpaikan dalam Berita Acara PemeÂriksaan (BAP) di kepolisian. KeÂempat, Gayus memberikan keteÂrangan yang sama di hadapan persidangan termasuk ketika diÂtanya ketua majelis hakim. KeÂlima, kuasa hukum Gayus, Bang Adnan Buyung dalam siaran pers-nya menyatakan secara jelas bahwa perlu diungkap uang Gayus itu dari siapa.
Bagaimana dengan pesan BlackBerry dengan istrinya Gayus?
Terkait pesan BlackBerry saya dengan Milana Anggaraeni, istri Gayus, pembicaraan BB itu diÂmulai oleh Rani yang pada dasarÂnya meminta saya membantu kasus suaminya.
Saya tidak menanggapi karena itu sudah masuk proses penegaÂkan hukum. Yang sering diperÂsoalÂkan adalah ketika saya mengaÂtakan agar Rani berkata jujur supaya dia tidak makin terÂtekan, agar dia tidak berbohong, dan tidak lagi makan uang haram hasil korupsi. Pesan-persan moral saya itu dituduh merupakan bentuk penekanan dan intimidasi. Saya justru sangat heran dengan tuduhan demikian. Sejak kapan meminta tidak berbohong, berÂkata jujur dan tidak makan uang hasil korupsi menjadi salah. BukanÂkah apa yang saya katakan itu memang seharusnya saya sampaikan.
Kalau soal tuduhan kepada Anda yang mengetahui pemÂbuat paspor Gayus yang disebut agen CIA?
Terkait dengan CIA, itu juga aneh dan lucu. Saya justru meyaÂkini kalau ada intelijen yang mengaku bahwa dia intel maka itu justru harus diragukan, apalagi intelijen CIA.
Kalau terkait dengan menyamÂbungkan antara Gayus dengan Adnan Buyung Nasution, perlu diketahui bahwa Satgas memang mendiskusikan beberapa alternaÂtif kuasa hukum untuk mendamÂpiÂngi Gayus, di antaranya Adnan Buyung Nasution, Bambang Widjojanto, Alex Lay, dan Taufik Basari. Adalah Gayus yang keÂmuÂdian memilih untuk didamÂpingi Bang Buyung.
Kenapa Gayus penting didamÂpimgi kuasa hukum yang tepat agar praktek mafia pajak dan peradilannya terungkap tuntas. Jika didampingi oleh kuasa huÂkum yang tidak tepat, maka sangat boleh jadi praktek mafia hukumÂnya bukannya malah terÂungÂkap tuntas, tetapi justru makin tertutup dan yang muncul adalah praktek-praktek mafia peradilan lagi.
Adakah hikmah tertentu yang diambil dari peristiwa ini?
Ini sebenarnya hukum alam, keniscayaan yang terjadi bahwa tugas memberantas mafia hukum itu tidak pernah mudah. Bahwa bertarung melawan kezaliman itu akan mendapatkan serangan balik. KPK yang berusaha memÂbeÂrantas korupsi mendapatkan berbagai macam upaya serangan balik. Satgas demikian pula. Dengan Satgas yang berusaha memberantas mafia hukum pasti akan menghadapi perlawanan balik dari para mafia. Tapi yakinÂlah kami akan terus berjuang. Percayalah kami akan terus berÂjuang tanpa berhenti, tidak akan mudur sejengkal pun agar negeri ini makin bersih dari praktek mafioso, supaya bangsa ini tidak disandera para mafia.
Gerak gerik anda di Satgas dalam kasus Gayus sepertinya ada yang merasa terganggu?
Saya nothing to lose. Ini adalah pengabdian pada bangsa dan negara. Kalau ada pihak yang merasa terganggu karena meÂmang ikhtiar Satgas pasti menguÂrangi tingkat kenyamanan para pelaku mafia. Terutama di mafia pajak, mafia peradilan, mafia huÂtan, dan mafia pertambangan khususnya batubara.
Harap dicatat bahwa Satgas tidak hanya menangani kasus Gayus, pemberitaan memang banyak hanya terkait Gayus. Tetapi sebenarnya Satgas selama ini tidak hanya menangani Gayus, tapi juga empat mafia tadi, pajak, peradilan, hutan, dan tambang. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: