WAWANCARA

Todung Mulya Lubis: Saya Hanya Sebagai Ban Serep Cukup Enam Bulan Saja Lah...

Kamis, 13 Januari 2011, 07:23 WIB
Todung Mulya Lubis: Saya Hanya Sebagai Ban Serep Cukup Enam Bulan Saja Lah...
Todung Mulya Lubis
RMOL. Pengacara Todung Mulya Lubis terpilih secara aklamasi sebagai pelaksana tugas Ketua YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). Meski hanya punya waktu sedikit, Todung bertekad membawa YLBHI kembali bertaring.

Rapat pemilihan tersebut di­pim­­pin pejabat lama Toeti Herati Rooseno dan dihadiri sebagian be­sar anggotanya, termasuk Ad­nan Buyung Nasution. Dalam ra­pat yang digelar di Gedung YLBHI hari Selasa (11/1) itu, me­nye­tujui Todung memimpin De­wan Pembina YLBHI sampai ke­tua definitif  bekas Jaksa Agung Abdurrahman Saleh menye­le­sai­kan tugasnya sebagai Dubes RI di Denmark, Juni mendatang. Se­dangkan Nursyahbani Katja­sung­kana sebagai sekretaris dan Andi Rudyanto Asapa sebagai ben­dahara.

Namun begitu, Todung merasa hanya sebagai ban serep dengan ja­batan barunya. Mengapa?

Berikut kutipan selengkapnya:

Mengapa Anda berkata seperti itu?
Karena ketua yang dipilih ada­lah Abdurrahman Saleh. Se­ka­rang ini ia sedang menjabat Du­bes di Denmark. Dan akan kem­ba­li Juni atau Juli. Jadi, saya ini hanya ban serep (alias) mengisi kekosongan sebagai Plt (Pe­lak­sana Tugas) Ketua YLBHI saja.

Menurut Anda, kenapa Anda yang dipilih?
Ha..ha..ha. Saya nggak tahu. Me­mang ada anggota YLBHI yang lain, tapi semua mata tertuju ke­pada saya. Padahal saya itu jarang sekali rapat dengan Ketua De­wan Pembina. Saya katakan ke­pada mereka, Saya ini orang yang jarang rapat. Waktu itu sa­ya dicalonkan jadi Ketua Dewan Pembina, untungnya saya bisa menghindar. Tapi akhirnya saya cuma menjadi Plt.

Mengapa Anda menolak men­ja­bat sebagai Ketua Dewan Pem­bina YLBHI?
Karena saya tidak bisa me­nye­diakan waktu yang cukup. Saya me­rasa tidak bertanggung jawab kalau saya menerima itu. Saya me­rasa bersalah kalau menerima jabatan ketua. Selain itu, saya mem­punyai banyak komitmen di LSM (Lembaga Swadaya Ma­sya­rakat) yang lain.

Semua ini kan butuh waktu. Kalau saya nambah (jabatan) lagi maka saya nggak bertanggung jawab lah. Oleh sebab itu, kema­rin jalan tengahnya adalah okelah saya diangkat selama enam bulan men­jadi Plt. Jadi, saya selama enam bulan itu saya mencoba de­ngan keterbatasan waktu saya, melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk YLBHI.

Apa saja yang nanti Anda laku­kan di LBH itu?
Pertama, saya melihat YLBHI ini adalah sebuah LSM yang be­sar dan punya kantor di mana-ma­na, tapi kehilangan vitalitas­nya. Saya kan tidak mau kalau YL­BHI  tidak relevan lagi. YL­BHI harus menjadi LSM yang re­levan untuk perjuangan pene­gak­an hukum dan keadilan bagi In­donesia. Saya juga mau tahu bagai­mana LBH-LBH di daerah mau merespon tantangan hukum dan keadilan yang dihadapi.

Kedua, saya ingin mengajak YLBHI untuk fokus kepada pe­negakan asasi manusia. Karena asasi manusia kurang mendapat per­hatian pemerintah. Untuk itu YLBHI juga harus mendorong pem­berantasan korupsi yang ti­dak setengah-setengah. Sebab, ko­rupsi adalah perang melawan hati.

Ketiga, bagaimana YLBHI ini juga terlibat dalam pembaharuan hukum. Kalau kita lihat, DPR selama ini gagal dalam program legislasi nasional. Buktinya, berapa sih target undang-undang yang tercapai di DPR. Kan sedikit sekali. Saya kira kita perlu men­dorong proses itu. Di samping mem­bangun satu kapasitas insti­tusionalYLBHI, supaya lebih efektif di dalam memberikan pe­layanan bantuan hukumnya.

Apa Anda optimis dapat men­ja­lankan program tersebut se­la­ma enam bulan?
Saya sih orang yang nggak pernah pesimis. Sebab, saya se­lalu optimis dari dulu.

Kok yakin sekali?
Saya tahu banyak masalah dan kendala dihadapi YLBHI. Tapi saya tahu banyak orang yang akan membantu dan mendukung apa­pun program yang berkaitan dengan hukum,  keadilan, dan pemberantasan korupsi. Jadi saya sangat optimis dengan itu semua.

Menurut Anda, tugas apa yang belum diselesaikan Abdurrah­man Saleh selama menjabat?
Itu mempunyai prioritas sendiri dan kita mencoba membantu menghadapi per­soalan dan program yang mung­kin bisa dijalankan.

Bagaimana dukungan anggota keluarga kepada Anda?
Ha..ha..ha. Selama ini keluarga selalu mendukung apa yang saya lakukan. Saya tahu waktu untuk keluarga sempit. Tapi saya ka­ta­kan, “Semua ini saya lakukan un­tuk bangsa. Sebagai pejuang, kita harus ikhlas mengorbankan wak­tu kita. Walaupun kadang tidak gampang untuk menjelaskan dan me­nerima itu.”   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA