Mereka adalah Inspektur PengaÂwasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Nanan Sukarna, Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Imam Sudjarwo, dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Oegroseno.
Dihubungi
Rakyat Merdeka tadi malam, Oegroseno tidak mau menonjolkan diri atas banyak pihak yang menjagokannya sebaÂgai Wakapolri. Bahkan, menurutÂnya, lebih banyak jenderal lain yang layak menjadi orang kedua di kepolisian itu.
“Ya, masih banyak jenderal lain kan yang lebih baik dari saya menjadi Wakapolri,†katanya.
Jusuf Manggabarani akan meÂmasuki masa pensiun 11 Februari 2011. Penentuan siapa yang akan mengisi jabatan Wakapolri meruÂpakan hak prerogatif Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Novel Ali meminta agar proses pemilihan dan penetapan Wakapolri henÂdakÂnya dijauhkan dari intrik politik.
“Pesan saya hanya satu, pemiÂlihan Wakapolri jangan dipolitiÂsir. Jangan ada mandat, pesan-pesan atau atau deal politik keÂpada Wakapolri,†kata Novel di Semarang, kemarin.
Jabatan Wakapolri hendaknya dijauhkan dari politik karena posisinya yang benar-benar harus profesional. Pemilihan dan peneÂtapan Wakapolri menjadi hak KaÂpolri Timur Pradopo. “KompolÂnas akan manut dengan pilihan kapolri,†ujar Novel. Sebab, seÂsuai atuÂran, Kompolnas hanya berhak memberikan pertimÂbaÂngan jabatan Kapolri saja, seÂdangkan Wakapolri merupakan hak prerogatif Kapolri.
Novel enggan menyebut siapa kader polisi terbaik yang layak menjabat wakapolri. “Semua laÂyak. Kalau opini publik sudah mengarah ke beberapa nama maka mereka layak.â€
Sementara Presidium IndoneÂsia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengharapkan agar Kapolri diharapkan memilih figur yang berpengalaman, berintegritas, dan mendorong reformasi Polri dan memberantas praktek mafia hukum, agar kasus Gayus tidak terulang.
Bahkan Neta menyebut OeÂgroÂÂseno pantas menjadi WakaÂpolri. Selain itu, Nanan Sukarna dan Imam Sudjarwo.
Oegroseno menjabat Kapolda Sumut, 4 Maret 2010, menggantiÂkan Irjen Badrodin Haiti. Namun sebelum menjabat Kapolda SuÂmut, Oegroseno menjabat Kepala Divisi Propam Mabes Polri.
Oegroseno merupakan alumÂnus Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1978, satu angkatan dengan Nanan Sukarna dan Timur Pradopo. Pria kelahiran Jakarta, 17 Februari 1956 itu meÂrupakan lulusan terbaik ke-2.
Berikut kutipan waÂwancara deÂngan OegroÂseno: Anda dipersiapkan sebagai calon Wakapolri, baÂgaimana penÂdapat Anda?Ah, nggaklah. Nggak begitu...
Kabarnya Anda salah satu yang dielus menjadi kandidat Wakapolri?Masih banyak calon yang lebih baik dari saya.
Sepertinya Anda terÂlalu meÂrenÂdah ya?Ya masih banyak calon yang lebih baik dari saya. Polisi baÂnyak calonnya.
Tapi banyak pihak yang berÂharap Anda yang mendamÂpingi Timur Pradopo?Saya yakin masih banyak jenÂderal lain yang lebih baik dari saya menjadi Wakapolri.
Apakah Anda tahu sudah diÂgadang-gadang menjadi WakaÂpolri?Saya sampai sekarang ini tidak tahu. Saya inikan Kapolda SumaÂtera Utara, ya saya kerja saja. Kalau orang diluar ribut-ribut soal itu (Wakapolri), malah saya tidak tahu.
Ah, masa sih Anda tidak tahu soal penggantian Wakapolri?Ya, nggak tahu.
Apa belum ada informasi dari Kapolri kepada Anda soal posisi Wakapolri?Nggak ada informasi ke saya.
Menurut Anda kriteria calon Wakapolri seperti apa?Tentu orangnya harus pintar dan punya integritas. Itu antara lain kriterianya.
Siapa kira-kira yang memeÂnuhi kriteria itu?Banyaklah. Yang baik-baik kan masih banyak. Yang lebih baik dari saya masih banyak. Jadi bukan hanya seorang saja yang dicalonkan, semua saja dicalonÂkan biar lebih banyak.
Bagaimana menurut Anda soÂsok Nanan Sukarna dan Imam Sudjarwo?Pak Nanan bagus, Pak Imam juga bagus. Keduanya pantas menjadi Wakapolri.
Apa harapan Anda terkait penggantian Wakapolri ini ? Siapapun yang dipilih Pak Kapolri menjadi Wakapolri tentu itu yang terbaik. Jadi, ya harapan saya siapapun yang dipilih nanti, ya itu yang pantas, yang penting kan orang dalam, kan nggak mungkin dari luar. Itu saja.
Punya usulan ke Kapolri?Saya nggak punya hak untuk mengusulkan ke Pak Kapolri, itu terserah beliau saja.
Menurut catatan Anda, di taÂhun 2010 bagaimana pelaksaÂnaan tugas-tugas kepolisian?Baik semua, tidak ada masalah.
Sejauh ini bagaimana koorÂdiÂnasi pusat dan daerah untuk pelaksanaan tugas-tugas kepoÂlisian?Baik-baik saja, tidak ada maÂsalah. Yang penting kalau pusat datang ke daerah, koorÂdinasi dengan wilayah. Ya, itu saja.
Dalam koordinasi apa tidak ada hambatan?Tidak ada. Pokoknya, saling mengingatkan saja. Gitu saja. Pusat mengingatkan wilayah, dan sebailnya wilayah mengingatkan pusat. Jadi kalau orang wilayah ke pusat, ya lapor ke pusat. Orang pusat ke wilayah, ya lapor ke wiÂlaÂyah, koordinasi itu saja. Kalau lebih dari 24 jam, lapor RT/RW sebagai tamu.
Memang ada ketentuan seÂperti itu yang Anda tetapkan di Sumateta Utara?Iya, kalau ada tamu di Sumut ada tamu lebih dari 24 jam harus lapor RT/RW.
Apa harapan Anda terhadap kinerja kepolisian di 2011?Ya polisi jelas harus lebih baik dari 2010, itu kan harapan Pak Presiden SBY. Berarti 2011 harus bisa lebih bagus, itu saja.
[RM]
BERITA TERKAIT: