“Kita masih punya 3,5 tahun lagi untuk menghadapi Pemilu Legislatif. Ini waktu yang cukup untuk memperbaiki kinerja partai dan bekerja lebih keras lagi untuk meyakinkan rakyat agar memilih PAN pada waktunya nanti,†kataÂnya kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, Sabtu (8/1).
Sebelumnya hasil riset LSI yang dikomandoi Saiful Mujani melansir bahwa seluruh partai mengalami elektabilitas. Dan perolehan paling parah diraih PAN yang anjlok hingga 2,3 persen.
Bara selanjutnya mengatakan, tidak ada efek dari survei tersebut terhadap Capres . Sebab, Pilpres masih jauh, sehingga terlalu dini berbicara hal tersebut. Apalagi PAN belum menentukan sikap siapa yang diajukan menjadi Capres.
“Walau Hatta Rajasa adalah pemimpin kami, pemimpin PAN dan menempati posisi paling seÂnior dan paling krusial di kabinet. Tapi fokus kami saat ini bukan semata-mata untuk Pilpres 2014. Kalau kami sudah siap mencalonÂkan Hatta, pasti sudah ada tim kampanye segala macam, tapi itu kan belum ada,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Survei LSI pimpinan Saiful Mujani berbeda dengan LSI pimÂpinan Denny JA, bagaiÂmana komentar Anda ?Ya, memang berbeda angkanya dengan hasil survei sebelumnya yang dilakukan oleh LSI (pimpiÂnan Denny JA) bahwa perolehan PAN 5,2 persen. Tapi bagi kami itu semacam
warning ya, bahwa kita harus bekerja lebih keras lagi sebelum Pemilu 2014.
Di internal PAN apakah ada keresahan melihat hasil survei yang menunjukkan penuruÂnan?Ini nanti akan jadi bahan evaÂluasi bagi kita. Tidak ada kekeceÂwaan berlebihan, tidak hancur hati kita, nggak. Tapi ini jadi dasar kita untuk strategi kita 3,5 tahun berikutnya. Survei ini kan menunjukkan bahwa yang kita lakukan selama ini belum cukup, jadi memang harus melakukan hal yang lebih spektakuler untuk mengambil hati rakyat. Intinya dengan hasil survei itu memicu kami lebih peduli rakyat.
Kira-kira apa penyebab kiÂprah PAN selama 2010 kurang greget di mata publik?Kalau kita analisa mungkin ada beberapa faktor yang menyebabÂkan ini. Memang bisa dikatakan posisi PAN di kabinet koalisi ada tidaknya kekecewaan pada pemeÂrintah, tapi ini kan bagian dari koalisi pemerintahan yang tidak bisa terpisahkan. Tapi saya pikir yang paling penting saat ini adalah mendorong para anggota Kabinet dari PAN untuk memÂbuktiÂkan bahwa kita memang mampu dan bisa melaksanakan tugas secara efektif.
Turunnya elektabilitas PAN apakah masih realistis?Memang agak sedikit mengeÂjutÂkan. Tetapi lagi-lagi kita tidak perlu terlalu menyesalkan. MeÂmang ini cukup
surprising tapi bagi kita ini hanyalah suatu
early warning supaya bekerja lebih keras lagi dan menunjukkan pada rakyat bahwa PAN bekerja untuk kepentingan rakyat.
Ketidakpuasan masyarakat pada pemerintah terjadi diseÂbabÂkan carut marutnya peneÂgaÂkan hukum dan sulitnya pereÂkonomian nasional, bukankah ini pukulan bagi PAN mengÂingat posisi Menkumham dan Menko Perekonomian diisi kader PAN?Kita sadar jika melihat survei itu ada ketidakpuasan masyarakat pada keadaan akhir-akhir ini. Tapi secara makro ekonomi kan menunjukkan ada perbaikan baik dari segi ekonomi maupun penÂdaÂpatan per kapita masyarakat. Itu kan menunjukkan bahwa ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah.
Tapi memang kemiskinan ini masih menjadi masalah serius, apalagi banyak laporan bahwa ada orang yang kena stres karena tidak mampu menghidupi kehiÂdupan sehari-hari. Bagi kita itu menunjukkan bahwa pemerintaÂhan ini harus bekerja lebih giat lagi untuk memperbaiki kehiduÂpan ekonomi masyarakat dan bagaimana menunjukkan pada rakyat bahwa perbaikan ekonomi makro ini menyentuh masyarakat lapisan bawah, bukan hanya masyarakat lapisan menengah ke atas. Di sini menjadi tantangan PAN karena ketua umum kami (Hatta Rajasa) menempati posisi Menko Perekonomian. Ini tentunya memÂberikan doÂroÂngan bagi kami.
Bagaimana soal penegakan hukum?Untuk penegakan hukum meÂmang saat ini banyak menimpa masalah di aparat kita. Tapi peneÂgakan hukum kan bukan cuma tugas Kemenkumham saja, tapi ada jaksa juga yang menjadi bagian pemerintahan. Bahwa kasus Gayus membuat kita marah karena bisa dengan mudahnya keluar tahanan bahkan sampai melenggeng ke luar negeri, tapi ini kan merupakan akumulasi dari satu sistem yang sudah lama bobrok. Begitu juga dengan buÂdaya korup yang begitu mendoÂmiÂnasi, jadi memang tidak gamÂpang memperbaikinya. Ini akan menjadi dorongan bagi menteri kami untuk membenahinya.
Nggak khawatir belum baikÂnya di bidang ekoÂnomi akan jadi senjata parÂtai lain untuk meÂnyerang Hatta RaÂjasa daÂlam Pilpres 2014?Saya pikir sangat terlalu preÂmatur untuk bicara Capres sekaÂrang ini. Kita belum memutuskan melalui Surat Keputusan partai untuk mencalonkan Ketua Umum kami, semuanya kita lihat nanti pada 2014. Saat ini yang paling penting bagi kami adalah menunjukkan pada rakyat bahwa PAN bekerja sekeras mungkin untuk rakyat. Apalagi saat ini kan masih ada waktu cukup panjang, empat tahun sebelum Pilpres. Empat tahun ini harus digunakan sebaik mungkin oleh para MenÂteri PAN untuk meningÂkatkan
performance mereka untuk meÂnunjukan bahwa kehadiran meÂreka dalam Kabinet bisa memÂbawa perubahan, perbaikan daÂlam kehidupan sehari-hari berÂbangsa dan bernegara. Juga waktu bagi partai itu sendiri untuk melakukan konsolidasi, melakukan kerja politik, dan menunjukkan kiprahnya. Sebagai partai politik, PAN bukan hanya bekerja soal perolehan suara saja yang kita kejar yang sifatnya jangka pendek.
Bukankah dengan hasil surÂvei ini mengindikasikan bahwa Hatta Radjasa sulit jadi Capres 2014?Walau Hatta adalah pemimpin kami, pemimpin partai dan menempati posisi paling senior dan paling krusial di kabinet. Tapi lagi-lagi saya katakan, fokus kami saat ini bukan semata-mata untuk Pilpres 2014. Kalau kami sudah siap mencalonkan Hatta, pasti sudah ada tim kampanye segala macam, tapi itu kan belum ada. Kami sekarang ini lebih konsentrasi bahwa PAN ini harus bisa mencapai target dalam arti bisa meningkatkan suara secara signifikan. Target kita kan menÂdapatkan double digit pada peÂmilu nanti. Itu saja dulu karena itu adalah komitmen kami.
Kemudian selain meningÂkatÂkan suara, performance kami juga harus naik. Beberapa kader PAN sudah diberi kepercayaan di kabinet, itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan harus menÂjadi faktor penting dalam pemeÂrintahan sekarang. Jadi, kami belum berbicara masalah Capres.
Bukankah setiap partai berÂcita-cita untuk mengajukan KeÂtua Umumnya sebagai capres?Semua parpol itu kan tujuanÂnya untuk mendapatkan power karena dari power itu bisa mengÂguÂnakan banyak hal. Tentu hal itu tidak bisa kita pungkiri. Tapi yang selama ini mendorong Hatta Rajasa sebagai capres itu kan keÂbanyakan dari luar, dari pengamat politik yang melakukan spekuÂlasi. Tapi dari PAN kan tidak pernah ada statemen-statemen resmi bahwa Hatta Rajasa jadi capres. Kemudian Hatta pun tiÂdak pernah menyatakan intensiÂnya untuk mencalonkan diri sebaÂgai capres. Itu semua dari luar.
Gebrakan apa yang perlu dilakukan PAN di 2011 ?Pertama, menteri-menteri PAN di kabinet menunjukkan performa kinerja lebih baik dan menunjukkan bahwa mereka adalah tokoh-tokoh penting di kabinet.
Kedua, kinerja para kader kita di fraksi DPR maupun DPRD untuk lebih agresif dan lebih aktif untuk menyampaikan pandangan di publik.
Ketiga, political sistem harus lebih sesuai dengan aspirasi rakyat.
Keempat, DPP PAN harus melakukan koordinasi lebih keras agar PAN bisa ditimpa masyarakat dari atas hingga ke pedesaan.
Taufik Kiemas mengusulkan agar 2014 diisi capres-capres muda, bagaimana Anda meliÂhatÂnya?Memang beberapa orang sudah punya kesempatan untuk maju sebagai Capres. Jadi kalau sekaÂrang ada semangat untuk melihat wajah-wajah segar, itu masih bisa dimengerti. Tapi di saat bersaÂmaan, orang-orang muda yang dicalonkan untuk bisa maju seÂbagai kandidat capres itu harus melalui banyak
step. Perlu diingat, sistem kita kan sudah jauh lebih matang, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi tokoh-tokoh muda juga harus bisa menunjukkan kiprahnya. Jangan tahu-tahu hanya karena merasa terkenal kemudian meÂrasa pantas dirinya maju sebagai capres. Obama itu kan tidak datang tiba-tiba, tapi mulai dari bawah. Jadi ada step-nya.
[RM]
BERITA TERKAIT: