Kenapa Anda bilang lucu-lucuan?Sudah berkali-kali saya jeÂlaskan.
Bahwa Pak SBY sudah dari awal mengatakan, pertama, tidak keÂtiga kalinya mencalonkan. Oleh karena itu pikiran amanÂdemen sama sekali tidak ada. Kan Ruhut juga yang dulu meÂngaÂtakan soal tidak adanya amanÂdemen. Kedua, meskipun tidak dilaÂrang oleh peraturan, rasanya tidak etislah kalau habis suaÂmiÂnya kemudian istrinya yang diÂcaÂlonkan. Makanya, Pak SBY juga menyindir bupati-bupati yang sudah dua kali menjabat, tapi keÂmudian mencalonkan lagi istriÂnya. Jadi, sudah jelas sekali sikap Pak SBY dan Ibu Ani soal ini.
Anda sudah tahu bagaimana komentar Ani soal wacana penÂcapresan dirinya?
Dia (Ani Yudhoyono) hanya seÂnyum-senyum saja. Tapi kalau keÂpada saya, dia mengatakan, “Pak Mubarok terima kasih. KaÂrena belain sayaâ€. Karena dia juga tidak mau dibilang orang yang ambisius politik. Cuma dia meÂngatakan, ngapian bantahin orang, kalau kenyataannya nggak ada.
Menurut Anda, apa Ani cocok jadi capres?Yang jelas,
pertama, Ibu Ani buÂkan tokoh yang ambisius.
Kedua, Pak SBY juga tidak meÂnginginkan itu. Jadi, nggak usah dibicarakan cocok atau tidak coÂcok. Kalau hasil survei, Ibu Ani meÂmang banyak dikenal. Sudah barang tentu seperti itu. Malah kalau seandainya Gayus (Gayus Tambunan) dimunÂculkan, juga Gayus banyak dikenal orang. Hahaha.
Bagaimana kalau rakyat mengÂhendaki Ani jadi capres?Itu kan nanti tahun 2014. SeÂkarang semuanya pengandaian saja. Jadi, kalau pengandaian poÂlitik itu tidak relevan dan terlalu jauh lah. Sebab, untuk mencapai 2014 masih banyak peristiwa. SeÂperti dimunculkan orang, dijaÂtuhkan orang, dan mengganjal orang. Oleh karena itu tidak boleh ada pengandaian sekarang.
Bagaimana komentar Anda terÂhadap analisa Ani belum layak jadi capres karena belum punya pengalaman dalam politik?Layak nggak layak, kalau meÂmang dicalonkan mau bilang apa. Kalau pengalamannya belum luas, itu relatif. Orang jadi preÂsiÂden tidak hanya pengalaman jadi Presiden. Gus Dur juga begitu, dia belum pengalaman jadi preÂsiden tapi jadi presiden kok.
Tapi, kenapa Ruhut sangat seÂrius mengkampanyekan Ani seÂbagai capres?Ruhut memang artis sinetron. Tapi dia adalah sinetron politik. Sehingga kadang-kadang mengÂhibur, kadang-kadang mengecoh orang, dan kadang-kadang ada yang tersinggung. Coba renungÂkan saja, ada yang mau mengÂganÂdengkan Ibu Ani dengan Puan MaÂharani, ini
descreeningnya, kan nggak mungkin.
Mengapa?Karena dua-duanya peremÂpuÂan. Jadi, itu murni sinetron poÂlitik. Ruhut itu kan, kalau diÂbantah tambah semangat lagi.
DPP Demokrat memberi perÂhatian terhadap wacana yang sering dilontarkan Ruhut?Kita sih sudah biasa dengan adeÂgan Ruhut seperti itu. Kan kaÂlau di internal Demokrat, kita selalu tertawa kalau dia meÂnyamÂpaikan itu. Lagipula, kita tidak terkecoh dengan wacana Ruhut. Kalau kita ketemu dengan Ruhut, dia malah ketawa ngakak.
Apakah maksud dari wacana-wacana yang dilontarkan Ruhut sebagai opini publik saja?Ya, nggak. Karena dia memang sebagai politisi yang pembaÂwaanÂnya bersinetron. Jadi, suka nggak suka, selalu ada sinetron.
Mungkinkah Ruhut meÂngaÂtakan karena ingin memanas-maÂnaskan partai lain?Ya. Buktinya sudah ada yang terÂjebak. Ibu Ani sama Ical, ya silakan saja. Ha ha ha. Lalu dia memuji, oh Ibu Ani itu sangat potensial. Itulah sinetron.
Ruhut beralasan dengan waÂcana yang disampaikan, karena parÂtai-partai lain sudah mengÂgadang-gadang nama capresnya. Berarti Demokrat juga harus mengÂgadang-gadang capresnya?Nah, sudah kelihatan kan arÂgumennya yang kayak gitu. JaÂdi, tidak ilmiah kan, kalau orang lain nyalonin, kita juga nyalonin. PaÂdahal, garis partai sudah jelas.
Pertama, kita baru bicara soal caÂpres di 2013.
Kedua, soal capres itu berada di tangan majelis tinggi partai.
Apa sebaiknya Ruhut diberi pengarahan agar tidak memÂbingungkan politik?Nggak juga. Yang bingung itu yang terjebak saja. Bodohlah orang yang terjebak seperti itu. KaÂlau orang yang cerdas tidak mungkin terkecoh.
Ruhut juga meminta dilakukan perombakan kepengurusan FrakÂsi Demokrat di DPR...Ya, itu juga sinetron.
Apa betul, kalau kader-kader Demokrat yang menjadi pimÂpinan komisi tidak bisa dianÂdalÂkan?Orang itu sinetron. Kalau soal ada, pasti ada saja. Namanya juga manusia. Sebab, anggota DPR ada yang pintar, sedang, dan kuÂrang.
Sekarang soal reshuffle, Anda sudah terima bocoran?Reshuffle itu kan domainnya PreÂsiden. Tinggal ketok palu. Tapi kapannya, bisa besok, bisa lusa, bisa sebulan lagi, dan bisa tidak jadi. Karena palunya diÂbuang. Terserah saja, itu kan hak prerogatif.
Tapi, Anda puas dengan kinerÂja menteri?Memang zamannya seperti ini. Misalnya, DPR, kabinet, pers, polisi, jaksa, dan publik juga belum memuaskan.
Bagaimana tanggapan Anda terÂhadap pihak-pihak yang masih menuding SBY lelet dan peragu?Dari dulu kan memang disebut seperti itu. Waktu periode pertaÂma, dikatakan penakut, dan peÂragu. Nyatanya dipilih lagi deÂngan angka 60 persen lebih. Yang ngomong begitu adalah yang mewakili minoritas.
Saran Anda terhadap Presiden dan Menteri?Ya, teruskan saja. Hidup kan isinya begitu. Ada suka dan duka. KaÂlau lagi nggak suka, kita berÂsabar. Kalau lagi suka, jangan luÂpa daratan. Politik juga begitu.
[RM]
BERITA TERKAIT: