Di Kamp Pengungsi Tifatul Bertemu Sang Bibi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Minggu, 05 September 2010, 15:10 WIB
Di Kamp Pengungsi Tifatul Bertemu Sang Bibi
RMOL. Kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring ke Sumatera Utara untuk melihat langsung kondisi warga yang mengungsi akibat letusan Gunung Sinabung diwarnai kisah-kisah kecil namun cukup mengharukan.

Beberapa kaum ibu di Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo, mengadu kepadanya dengan berlinang airmata.

“Pak Menteri, tolong kami jangan diusir-usir lagi. Capek kami mengungsi ke sana diusir, pindah, lalu diusir lagi,” keluh seorang ibu yang mengadu kepadanya.

Kalau sudah begini, Tifatul menyabarkan mereka sembari meminta pengertian dari petugas-petugas di lapangan agar keluhan pengungsi diperhatikan sehingga mereka tidak dipindahkan lagi.

Dapat dipahami, setelah sepekan berada di pengungsian, mulai timbul rasa bosan di kalangan warga. Mereka yang dikenal sebagai pekerja keras, tak sabar hidup hanya menunggu dan menunggu sementara, ladang dan ternak serta rumah mereka ditinggalkan di desa.

Sampai kemarin (Sabtu, 4/9), Pemda setempat atas saran ahli vulkanologi Dr. Surono yang juga Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), belum memperbolehkan masyarakat kembali ke desa mereka yang berada di dalam radius enam kilometer dari Gunung Sinabung. Kawasan di dalam perimeter itu masih berstatus Awas Waspada.

Tifatul dan rombongannya mengunjungi Jambur Sempakata di Kabanjahe yang menampung sekitar 1.600 pengungsi. Juga Jambur Berastagi yang menampung 2.753 pengungsi yang saling berdesak-desakan. Adapun pengungsi di Masjid Agung Kabanjahe mengeluhkan makanan terutama untuk sahur.

Di Jambur Sempakata, seorang pengungsi berkata: “Pak Menteri tolong adakan pesawat TV biar kami tidak bosan.”

Tifatul tertawa mendengar permintaan ini. “Hari ini akan kita pasang,” jawab Tifatul singkat disambut tepuk tangan pengungsi.

Di Jambur Sempakata, Menkominfo mengarahkan penyerahan bantuan-bantuan dari seluruh operator telekomunikasi dan stasiun TV. Bantuan berupa empat pesawat televisi dan perangkat antena Indovision itu diserahkan kepada Bupati Karo. Tifatul juga menyerahkan paket bantuan yang terdiri dari sembako, selimut, sabun mandi, sarana MCK.

Sejumlah tokoh masyarakat Karo se-Jabodetabek, seperti Letjen (purn) Amir Sembiring dan Brigjen Sedar Sebayang, juga ikut menyumbangan 350 jaket untuk penahan dingin. Memang udara Kabanjahe terkenal sangat sejuk. Pada malam hari suhu bisa berada di bawah 10 derajat Celcius.


Tiba-tiba seorang perempuan paruh baya berlari cepat ke arah Tifatul dan memeluknya. Sang Menteri pun tersentak kaget.

“Aku Bibi kam yang di Sukandebi,” ujarnya. Kam adalah bahasa Karo untuk kata kami.

Dengan terisak-isak sang Bibi menjelaskan kisah pengungsiannya. Memang ada beberapa keluarga Tifatul juga jadi korban dan turut mengungsi.


Bagi Tifatul, kunjungan ke Tanah Karo selain untuk melihat langsung kehidupan pengungsi dan memberikan bantuan kepada mereka, juga untuk memperkuat ikatan emosi antara dirinya dengan tanah para leluhurnya itu. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA