Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

International Airshow di Tengah Samudera Pilkada

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/chappy-hakim-5'>CHAPPY HAKIM</a>
OLEH: CHAPPY HAKIM
  • Kamis, 29 Agustus 2024, 13:57 WIB
International Airshow di Tengah Samudera Pilkada
Pendiri Pusat Studi Air Power Indonesia, Chappy Hakim/Ist
PAGI hari, Selasa 27 Agustus 2024 saya menerima email dari [email protected]. Sebuah notifikasi yang selalu saja saya terima pada hampir setiap penyelenggaraan International Airshow yang world class.
HUT 79 RI

Bayangkan airshow yang masih akan berlangsung pada Februari 2026 telah mengirim notifikasi dan tawaran registrasi kepada para potential customer-nya dua tahun sebelum penyelenggaraan.

Sebuah world class international airshow memang membutuhkan dana yang besar, perencanaan jauh hari sebelumnya yang matang dan detail serta persiapan yang cukup rumit menyangkut kepanitiaan dari personel kompeten dan profesional di bidangnya.

Cukup menarik mengamati penyelenggaraan international airshow yang belakangan ini semakin hari semakin meriah dan atraktif. Konon international airshow pertama kali diselenggarakan di Inggris pada tahun 1948 yang berarti hanya beberapa tahun saja setelah usai perang dunia kedua.

Sejak saat itu airshow kemudian berkembang pesat diselenggarakan sebagai ajang pameran dagang internasional dari produk kedirgantaraan dan industri militer.

Sebenarnya cukup banyak international airshow diselenggarakan di seluruh dunia setiap tahunnya. Akan tetapi dari sejumlah airshow itu, tampak yang paling populer dan mengundang banyak pengunjung adalah international airshow yang diselenggarakan di International Exhibition & Conference Centre Farnborough, Hampshire Inggris pada tahun genap dan Paris Airshow di Le Bourget Airport Perancis pada tahun ganjil.

International Airshow Inggris yang dilaksanakan di Farnborough dimulai pada tahun 1948 dan International Airshow di Le Bourget Perancis dimulai sejak tahun 1953. Demikianlah maka komunitas penerbangan dan industri militer di seluruh dunia seakan menjadi sangat terikat pada penyelenggaraan international airshow tahun genap di Inggris dan tahun ganjil di Perancis.

Tidak hanya menjadi panggung pameran dagang hasil produk teknologi penerbangan dan industri pertahanan, akan tetapi juga telah menjadi teater terbuka bagi pertunjukan tim aerobatik terkenal The Red Arrow dari Royal Air Force Kerajaan Inggris dan Patrouille de France dari Angkatan Udara Prancis.

International airshow telah menjelma dalam format yang modern, tidak hanya sekadar menjadi pameran dagang produk teknologi penerbangan dan militer global, akan tetapi juga menjadi ajang “hiburan” atau entertainment dengan pertunjukan statik dan dinamik di udara.

Fly past dan aerobatic seolah telah menjadi bagian utuh dari sebuah international airshow yang penuh gengsi. Belakangan ini tanpa pertunjukan udara fly past dan aerobatic team, maka international airshow tidak akan banyak mengundang perhatian komunitas penerbangan dunia.

Itu sebabnya maka penyelenggaraan international airshow akan selalu memilih waktu yang tepat di saat cuaca memungkinkan untuk penyelenggaraan pertunjukan udara.

Sejak awal tahun 2000-an pertumbuhan ekonomi global ternyata bergeser dari kawasan Samudera Atlantik ke kawasan Samudera Hindia dan Pasifik. Tidak bisa dihindarkan, maka penyelenggaraan international airshow juga terpengaruh dan “terpaksa” pindah juga ke kawasan Pasifik.

Demikianlah maka sejak itu penyelenggaraan international airshow yang ramai dikunjungi orang pindah pada tahun genap di Singapura dan pada tahun ganjil di Malaysia berjudul LIMA – Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition yang telah dimulai sejak tahun 1991.

Kawasan Pasifik telah menjelma menjadi pasar baru bagi produk mutakhir teknologi penerbangan dan militer.

Sebenarnya pada tahun 1940 sebelum Indonesia merdeka pernah juga diselenggarakan airshow di Batavia yang digelar bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Raja Belanda 31 Agustus. Selain digelar static show pesawat KNILM, turut dipamerkan juga pesawat-pesawat sport milik pribadi dari perkumpulan Aeroclub Hindia Belanda.

Setelah itu, sejak merdeka tercatat Republik Indonesia pernah cukup sukses menyelenggarakan international airshow pada tahun 1986 di Kemayoran dan tahun 1996 di Cengkareng. Terlihat Indonesia sepertinya akan menyelenggarakan International Airshow pada setiap 10 tahun sekali, namun ternyata tidak.

Beberapa hari lalu, saya dihubungi beberapa teman dari kalangan penerbangan di Amerika dan Eropa yang hendak bertemu dengan saya pada saat berlangsungnya Bali International Airshow bulan September mendatang.

Cukup surprise karena selama ini saya belum tahu akan diselenggarakan International Airshow di Bali Indonesia. Ternyata memang pada bulan September mendatang akan diselenggarakan international airshow di Bali.

Yang pasti, international airshow tersebut tidak akan setara dengan skala airshow di Singapura dan Langkawi mengingat fasilitas yang tersedia di Bali. Aerodrome Bali memang tidak mungkin digunakan bagi penyelenggaraan sebuah perhelatan standar international airshow sekelas Farnborough, Le Bourget, Singapura dan LIMA.

Bali International Airshow pasti hanya akan merupakan ajang yang lebih besar sedikit dari Indo Defence Expo. Akan tetapi, tetap saja perhatian dari komunitas penerbangan internasional ternyata cukup besar.

Indonesia memang merupakan pasar penerbangan dunia yang sangat atraktif, di sisi lainnya Bali sudah lama merupakan daya tarik sendiri bagi para turis asing. Sayangnya lagi adalah penyelenggaraan Bali International Airshow berada ditengah gonjang-ganjing politik yang sangat mengganggu iklim sebuah pameran udara berkelas dunia.

Di sisi lain penyelenggaraan Bali International Airshow patut diberikan apresiasi yang tinggi, minimal sebagai sebuah penyelenggaraan international airshow yang penuh semangat. Sebuah penyelenggaraan dari sebuah perhelatan international airshow yang maju tak gentar!

Realitanya, para elite negeri saat ini tengah super sibuk rebutan posisi pasca Pilpres dan menjelang Pilkada serentak. Itu sebabnya harus dimaklumi kabar berita perhelatan bergengsi yang seharusnya gegap-gempita sama sekali nyaris tidak terdengar.

International airshow di Bali disebut oleh berbagai pihak sebagai tenggelam ditelan Samudera Pilkada. Sebuah perencanaan international airshow yang kurang dipersiapkan dengan matang, sayang sekali.

Bagaimanapun, selamat dan sampai jumpa di Bali International Airshow September 2024. Semangat! rmol news logo article

Penulis adalah Pendiri Pusat Studi Air Power Indonesia
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA