Di sepanjang perjalanan, kita bisa melihat kebun-kebun kol dan juga tanaman bawang begitu lebat. Udara di sini terasa segar dan sejuk, jauh dari polusi kota besar. Masyarakat Desa Kalianan sangat ramah dan selalu menyambut para pengunjung dengan senyuman hangat. Mereka masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi lokal, seperti upacara adat dan tarian tradisional. Desa ini juga terkenal dengan kuliner khasnya, seperti nasi jagung, pecel, dan aneka olahan ikan sungai, serta susu murni yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa setempat.
Dengan potensi alam luar biasa dan kekayaan budayanya, Desa Kalianan merupakan destinasi ideal bagi wisatawan untuk mencari ketenangan dan keindahan alami. Setiap sudut desa ini menawarkan pengalaman mengesankan dan tak terlupakan, mulai dari petualangan di hutan, berenang di bawah air terjun hingga berinteraksi dengan penduduk lokal yang penuh keramahan. Tanpa diragukan lagi, Desa Kalianan adalah permata tersembunyi yang patut dijelajahi dan dinikmati.
Namun, ada satu hal yang sangat menyayat hati, di mana Desa Kalianan ini sangat sulit mengakses air bersih karena tidak adanya letak sumber air di desa tersebut. Mereka harus rela menyalurkan pipa dari air terjun Darungan dengan jarak 2.500 meter agar mendapatkan air bersih di rumahnya untuk kebutuhan sehari-hari.
Kondisi ini memantik kepedulianku selaku Komandan Kodim 0820/Probolinggo dalam kunjungan Desa tersebut. Membuatku berpikir keras mengenai bagaimana cara agar warga Desa Kalianan ini bisa mendapatkan saluran air bersih yang mengaliri rumah-rumah mereka.
Dengan adanya program Manunggal Air sebagai bagian dari agenda KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, menjadi solusi karena program tersebut menjadi unggulan dalam penyediaan air minum kepada masyarakat, tentu ini menjadi sangat berguna bagi kehidupan warga Desa Kalianan.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat Desa Kalianan harus bekerja sama untuk memasang pipa dan memeliharanya secara rutin. Namun, tentu juga mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membeli pipa. Terlebih mereka hanya menggantungkan hidup sebagai petani sayur dan peternak sapi perah. “Ini harus ada tindakan yang dapat bermanfaat bagi warga Desa Kalianan,” gumamku di saat menikmati secangkir kopi di pagi hari sebelum bertugas.
Peperangan terasa bergejolak dalam batinku, antara ingin mengambil langkah tepat dan bagaimana cara merealisasikannya. Kopi masih tersisa setengah cangkir, namun kutinggalkan begitu saja di meja, lantas bergegas menuju kantor Kodim 0820/Probolinggo guna melakukan rapat dengan anggota Kodim yang aku pimpin, dimana sebentar lagi akan ada pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 di wilayah Kodim 0820/Probolinggo.
Kabupaten Probolinggo terutama di Desa Kalianan, Kecamatan Krucil ini adalah lokasi yang sangat tepat untuk diadakannya TMMD ke 121. Tentu saja ini menjadikan semangatku sebagai Komandan Kodim 0820/Probolinggo bangkit kembali. “Ini waktu tepat untuk memanfaatkan program TMMD ke 121 di Desa Kalianan ini,” gumamku lagi.
Akhirnya melalui rapat bersama anggota Kodim 0820/Probolinggo tersusunlah program pengerjaan TMMD ke 121 yang akan kami gelar nanti. Karena dalam program TMMD ada pelaksanaan pengerjaan fisik dan non fisik dan semua itu harus diselesaikan secara bersama-sama dan tepat waktu.
Perlu diketahui, dalam program TMMD tersebut, untuk pengerjaan fisik, selain pemasangan pipa, juga dilakukan rehab rumah sebanyak 10 unit, pembangunan septic tank sebanyak 12 unit serta pembangunan musala dan pavingisasi jalan sepanjang 1,5 Km. Kemudian untuk pekerjaan non fisik diadakan pasar murah, sosialisasi perikanan, penyuluhan tanggap bencana, pelayanan KB gratis, pemberian bantuan sembako, edukasi bahaya narkoba, pelatihan pokdarwis dan masih banyak lagi.
Setelah program tersebut diajukan kepada pemerintah daerah dan disetujui untuk dikerjakan, anggota Kodim 0820/Probolinggo pun mulai mempersiapkan semua kebutuhan, baik material ke lokasi pengerjaan TMMD ke-121.
Suara gemuruh mesin truk mengangkut bahan material dan mesin molen mengaduk bahan cor terdengar bersahutan menggema di setiap telinga yang mendengarnya.
Derap langkah anggota Kodim 0820/Probolinggo yang begitu serasi dan kompak ikut serta memberi isyarat kepada warga Desa Kalianan untuk bersiap-siap menyongsong masa depan lebih baik dari sebelumnya.
Kedatangan anggota Kodim 0820/Probolinggo ini mendapat sambutan baik warga Desa Kalianan. Seakan bangkit dari mimpi, mereka dengan kompak ikut dalam satu barisan bekerja sama dan gotong-royong ini untuk membangun desanya. Mereka meyakini bahwa dengan kerjasama dan gotong-royong inilah yang menjadi kunci utama untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi selama ini.
TMMD ke-121 Kodim 0820 Probolinggo Dimulai
Pagi itu, Rabu, 24 Juli 2024, jarum jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Upacara pembukaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Kodim 0820/Probolinggo segera dimulai. Perlengkapan untuk Upacara pun sudah dipersiapkan dari kemarin, sehingga tidak ada satu pun yang kurang.
Pasukan Kodim bersama masyarakat berbondong-bondong membantu membuat tenda, membersihkan lapangan dan lain sebagainya dengan cara gotong-royong.
Mereka, warga masyarakat bahkan juga ikut hadir menyambut kedatangan TMMD di desanya. Nampak keceriaan wajah mereka dalam menyambut masa depan desanya lebih terang. Berkas sinar menuju desa ke depan lebih baik yang diharapkan kini sudah di depan mata mereka makin terlihat, karena program TMMD ini merupakan program yang dinantikan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto di saat memimpin upacara, dalam amanatnya mengatakan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo memberikan dukungan maksimal atas pelaksanaan TMMD ke-121 tahun 2024 yang merupakan karya bakti nyata dari TNI kepada masyarakat.
Kemanunggalan TNI dengan rakyat akan terbukti dan terwujud pada pelaksanaan TMMD ini sebagai bagian dari komponen bangsa, TNI hadir di tengah-tengah masyarakat dan bersama-sama mewujudkan keinginan dalam percepatan pembangunan menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Selain itu, Pj. Bupati juga berpesan kepada kepala desa dan seluruh warga Desa Kalianan agar bersinergi dengan satgas bahu-membahu membantu pelaksanaan TMMD, menciptakan harmonisasi bersama dengan berperan aktif dalam seluruh pelaksanaan kegiatan.
Selesai Upacara, anggota satgas yang baru dilantik kemudian segera merapatkan barisan untuk bekerja dalam pelaksanaan TMMD baik pengerjaan fisik maupun non fisik.
Tubuh tegap, jalan berirama, anggotaku menampakkan bahwa mereka adalah pasukan-pasukan satgas yang siap membantu masyarakat serta dapat bekerja secara efektif sesuai amanah yang mereka emban saat ini, yakni sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Gotong Royong Pertahankan Budaya Bangsa
Kemajuan zaman yang terus mengalami perubahan, tentunya akan membawa pola pikir serta budaya yang lebih maju. Sementara itu, adat ketimuran yang masih kita miliki, terutama dalam hal gotong-royong, jika tidak dijaga akan tergerus dalam arus budaya lain yang dapat merubah tatanan kebersamaan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, TNI Manunggal Membangun Desa yang merupakan salah satu program unggulan TNI Angkatan Darat pada khususnya, selalu mengutamakan kegotongroyongan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Dirinya melanjutkan, “Saat di tengah kesulitan dalam pelaksanaan TMMD tersebut, terdapat banyak pelajaran berharga yang bisa di petik, yakni tentang arti persahabatan dan kebersamaan baik dalam menghadapi tantangan. Ini menjadi sumber kekuatan yang membuat mereka tetap optimis dan mampu bertahan. Inilah arti gotong royong sesungguhnya.”
Sementara itu Tim Wasev, Aster Panglima TNI, Mayor Jenderal Novi Helmy Prasetya di saat mengunjungi lokasi TMMD mengatakan, “Kegiatan ini merupakan program operasi bakti TNI yang dilaksanakan secara terpadu sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan daerah. Hal ini menandakan bahwa perjalanan dari AMD atau ABRI Masuk Desa hingga TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sudah memasuki ke-121.”
Lebih lanjut, Mayjen Novy Helmi menjelaskan bahwa dari hasil tinjauannya mulai dari hasil pipanisasi yang saat ini sudah mengaliri warga sebanyak 30 KK, jalan paving sepanjang 1.500 sudah sekitar 95 persen, serta pembangunan musala yang hingga saat ini sudah mendekati jadi serta kegiatan non fisik yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik membuat dirinya merasa bangga.
Sementara yang menjadi cambuk bagiku supaya TMMD ini berhasil, ialah Tim Wasev yang berpesan agar selaku dansatgas TMMD ini dilaksanakan dengan baik, tepat waktu dan selesai seratus persen sampai penutupan, serta selalu meningkatkan sinergitas dengan pemerintah daerah, pemuka agama, organisasi masyarakat serta pihak-pihak terkait sehingga mendapatkan output yang baik.
Tak terasa 30 hari pengerjaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke- 121 di wilayah Kodim 0820/Probolinggo sudah berjalan. Seluruh pekerjaan baik fisik maupun non fisik serta upacara penutupan TMMD pun sudah selesai dilaksanakan. Seluruh pasukan satgas TMMD sudah waktunya ditarik kembali ke tugas masing-masing sebagai pengaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Derai air mata masyarakat Desa Kalianan tak dapat terbendung lagi di saat para satgas TMMD di tarik mundur. Seakan tak percaya, mereka pun harus merelakan kepergian para satgas TMMD kembali.
Perasaan bangga menyelimuti hati masyarakat setelah selesainya pengerjaan infrastruktur program TMMD ke-121 ini. Perubahan signifikan pun mereka rasakan. Kini, Desa Kalianan, Kecamatan Krucil sudah bisa sejajar dengan desa lainnya. Mereka kini dapat menikmati air bersih di rumah mereka, serta dapat mengakses jalan desa untuk mengangkut hasil pertanian, sehingga tak ada lagi kendala sekali pun tiba musim penghujan.
Betapa senang di hatiku karena sebagai dansatgas telah menyelesaikan tugas selama tiga puluh hari dengan hasil maksimal. Dengan selesainya pekerjaan aku berharap dapat menjadi langkah pasti bagi peningkatan ekonomi masyarakat dikarenakan Desa Kalianan ini memiliki potensi begitu hebat.
Rasa haru bercampur bahagia memuncak dalam asaku di saat tokoh pemuda ini mengatakan, “Ucapan syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan hidayah kepada kita semua sehingga desa kami sekarang sudah banyak perubahan. Terima kasih TNI, terima kasih TMMD ke-121. Di hari Kemerdekaan ke-79 ini desa kami benar-benar merdeka dari kegelapan yang selama ini kami rasakan. Saya rasa ini juga berkat hadiah Kemerdekaan RI bagi desa kami sehingga dengan selesainya pengerjaan ini kami pun berjanji akan merawat dan menjaganya dengan sebaik-baiknya.”
Dengan begitu, kini desa Kalianan kembali sepi. Tak terdengar lagi derap sepatu, suara mesin, serta senda gurau dari prajurit TNI. Mereka, antara warga desa dan satgas TMMD hanya menyisakan hasil karya yang begitu besar manfaatnya bagi masyarakat. Tatapan mereka yang semula suram, perlahan-lahan mulai terang karena program TMMD ke-121 ini. Sebab, selain mempersembahkan kemerdekaan juga membangun perisai sumber air bersih untuk mengatasi masalah air bersih di Desa Kalianan yang bisa saja melanda di kemudian hari.
*Penulis adalah Dansatgas TMMD Kodim 0820/Probolinggo
BERITA TERKAIT: