Sejak periode Semester I-2023 yang lalu BPS (2023) mencatatkan jumlah populasi Indonesia mencapai 278,7 juta jiwa, dengan kontribusi usia produktif usia 15- 64 tahun sebesar 69%. Populasi Indonesia meningkat sebesar 1,05% dibandingkan periode sebelumnya.
Di sisi lain, kontribusi penduduk usia muda (milennial dan Gen Z) mencapai +/- 54% dari total populasi. Tingginya kontribusi pemuda dan usia produktif dalam populasi Indonesia merupakan modal besar bagi upaya mewujudkan Visi Indonesia 2045.
Namun demikian gerak langkah pemuda harus semakin masif dan akseleratif mengingat gejala aging population sudah mulai nampak dari proyeksi penduduk usia 65 tahun ke atas mencapai 14,6% pada periode 2045 mendatang (Bappenas, 2023).
Hal ini sejalan dengan proyeksi BPS (2023) bahwa dependency ratio Indonesia akan meningkat menjadi 48,3 dan 54,1 pada masing-masing periode 2035 dan 2045 mendatang. Dengan demikian pengelolaan dan kontribusi peran sumber daya manusia Indonesia perlu untuk terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Secara umum Indonesia harus dapat bertumbuh pada rata-rata kisaran 6%-8% per tahun untuk agar sampai pada Visi Indonesia 2045 mendatang sebagai negara maju. Optimisasi sumber daya, khususnya human capital menjadi aspek paling fundamental untuk meningkatkan peluang tercapainya target pertumbuhan tersebut.
Peran pemuda, khususnya kader-kader HMI di seluruh Indonesia menjadi semakin krusial. Dengan demikian, Visi Indonesia 2045 bukanlah sekedar mimpi, melainkan peta jalan yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, tidak terkecuali kader-kader HMI di seluruh Indonesia.
Selama lebih dari tujuh dekade, kader-kader HMI telah menjadi pilar utama dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Perwujudan dedikasi kader HMI tidak hanya dalam bentuk gagasan, namun manifestasi dari ide yang diaktualisasikan secara nyata dan terukur pada segala lini kehidupan sebagai bangsa Indonesia. Dedikasi kader-kader HMI semakin membumi mulai dari ruang-ruang ilmiah (insan akademis), ruang-ruang aksi (pencipta), dan ruang-ruang kontribusi (pengabdi) secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, tahun 2045 merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, di mana Indonesia akan genap berusia 100 tahun. Untuk meraih cita-cita bersejarah tersebut, maka lahirlah Visi Indonesia 2045 dalam rangka menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah membuat grand line bahwa di tahun 2036, Indonesia mampu keluar dari perangkap pendapatan menengah (middle-income trap), kemudian di tahun 2045 Indonesia sudah menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita sekitar US$ 23.199 (Bappenas, 2019).
Proses perkaderan HMI yang dimulakan pada level basic training, intermediate training, hingga advanced training merupakan aspek paling fundamental bagi terbinanya kader-kader yang bertanggung jawab atas terwujudnya pembangunan Visi Indonesia 2045.
Pemuda Indonesia, yang didominasi oleh generasi milenial (+/- 26%) dan Gen Z (+/- 28%), akan diproyeksikan berusia 40-55 tahunan pada periode 2045 mendatang, usia di mana generasi ini akan secara masif memegang tanggung jawab menjalankan roda kepemimpinan bangsa Indonesia. Dengan kata lain, pemuda Indonesia hari ini merupakan stakeholders utama bagi perwujudan Visi Indonesia Emas 2045 mendatang.
Dengan populasi muda yang besar, Indonesia memiliki potensi demografis yang luar biasa. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta, dengan mayoritas di antaranya berasal dari Gen Z (20,63%) yang merupakan tantangan terbesar bagi upaya mewujudkan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan.
Dengan komposisi penduduk yang sebagain besar didominasi generasi muda, yang berarti negara ini memiliki kekuatan kerja yang besar dan dinamis, siap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi.
Kader-kader HMI memainkan peran penting untuk menyiapkan kader-kadernya untuk menyongsong hal tersebut. Pembinaan yang dilakukan HMI tidak terbatas pada aspek intelektual semata, tetapi juga menyentuh dimensi spiritual dan sosial.
Kader HMI juga dibekali berbagai keterampilan, seperti berpikir kritis, analitis, penggunaan teknologi, pemantauan, dan kontrol terhadap dinamika yang terjadi di sekitarnya. Dengan demikian, HMI berhasil mencetak generasi pemimpin yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tapi juga memiliki kepekaan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Ini merupakan warisan berharga HMI, sebuah prinsip yang melekat dalam DNA setiap kadernya.
Seiring dengan langkah waktu yang terus bergerak, HMI memasuki era baru dengan semangat yang tidak pernah padam. Kini, di tengah tantangan global yang semakin kompleks, HMI dipanggil untuk memperkuat perannya sebagai garda terdepan dalam mempromosikan keislaman yang moderat, toleran, dan inklusif. Organisasi ini dihadapkan pada tugas untuk mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan tuntutan zaman yang membutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan adaptabilitas.
Penulis adalah Ketua Umum PB HMI Periode 2024-2026
BERITA TERKAIT: