Temuan-temuan itu dikembangkan oleh Bangsa Babylonia, Bangsa Arab, dan Hindu.
Bangsa Yunani menyumbang kepada astronomi, ilmu kedokteran, dan lainnya.
Pelaut Nusantara sebelum Bangsa Eropa datang menggunakan sistem navigasi tanpa kompas. Pedoman pelayaran didasarkan pada jenis mata angin dengan bermacam nama.
Nenek moyang orang Indonesia bangsa visioner, suka membangun infrastruktur seperti irigasi dan sistem bercocok tanam yang berguna buat rakyat.
Mereka juga penjaga kedaulatan yang berani, sehingga utusan Kublai Khan, Kaisar China, yang minta upeti dan mau ekspansi, dipotong kupingnya oleh Raden Wijaya.
Bangsa-bangsa besar meninggalkan
great legacy.
Sukarno-Hatta dan
founding fathers mewarisi persatuan.
Tokoh-tokoh ulama dan para rohaniawan sezaman mengedepankan toleransi. Inti yang sama dalam Negarakertagama.
Jika kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi, dan moral, maka peradaban terrefleksikan dalam politik, ekonomi, dan tekhnologi.
Apa sajakah yang sudah dihasilkan oleh lapangan politik nasional hari ini?
Politik di Indonesia hari ini ternyata masih belum menjadi
common good.
Enam tahun terakhir hasilnya ialah disintegritas yang diprovokasi oleh para buzzer dan ketidakadilan di bidang hukum, utang yang kian menumpuk, oligarki partai politik antara lain berupa
presidential treshold yang membegal demokrasi, sehingga menutup kesempatan tokoh berintegritas memimpin bangsa.
Kedaulatan yang dicemari oleh para pengkhianat bangsa yang mementingkan perut dan kekayaan, sehingga kelak bila bangsa ini benar-benar jatuh ke tangan aseng anak cucu mereka akan menjadi budak paling hina. Karena demikianlah ketentuan takdir untuk anak keturunan pengkhianat bangsa dan perusak agama.
Sejak penjajah masuk ke Nusantara tiada habis-habisnya kita diperbudak, direndahkan dan dihisap kekayaan alamnya. Nusantara jadi bancakan Portugis, VOC, Daendels, Raffles, hingga rezim Hindia Belanda, sampai Jepang.
Kita seakan lalai atau amnesia (?) Menjadi permisif, gampang menerima figur yang tak paham konstitusi, geopolitik, ekonomi, keberagaman, hingga sejarah, untuk dijadikan “pemimpinâ€.
Ini pula antara lain yang menyebabkan bangsa hari ini semakin terpuruk, kehilangan kedaulatan, dan perekonomiannya runtuh, sehingga banyak rakyat kini hidup dalam kehinaan, disodori nasi anjing hingga dilempari sembako.
Terkenanglah saya kepada perkataan Sukarno, yang di dalamnya terkandung kebenaran:
“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan saudaramu sendiri ... “
Demikianlah yang terjadi kini.
Penulis adalah wartawan senior
BERITA TERKAIT: