Rakor Lintas K/L itu dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri), M. Tito Karnavian di Auditorium Sasana Bhakti Praja, Gedung Kantor Kemendagri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 1 Desember 2025.
"Hari ini adalah tanggal 1 Desember, hari pertama di bulan Desember. Yang pertama (Rakor Lintas K/L ini) adalah untuk mengantisipasi bencana," ujar Tito.
Dia memaparkan, 2 hingga 3 minggu pada bulan November 2025 kemarin telah terjadi sejumlah bencana alam yang cukup besar di beberapa daerah. Yakni, di wilayah Jawa Tengah khususnya Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara terjadi banjir bandang dan longsor.
"Kami juga ke sana saat itu, dengan Menko PMK, dengan kepala BNPB. Kemudian yang kedua adalah bencana yang cukup skalanya luas di Aceh, Sumatera Utara dan di Sumatera Barat," urainya.
Sebagai contoh, Tito menyebutkan lembaga yang turut hadir dalam Rakor Lintas K/L hari ini adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk menjabarkan potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah jelang Nataru.
"Kita belum tahu, nanti kita akan mendengarkan dari BMKG, karena kita semuanya perlu persiapan, sama seperti yang di Sumatera Utara, itu terjadi sangat cepat dan kemudian mungkin kita kurang siap untuk itu," jelasnya.
"Untuk itu, ini bisa terjadi at any time, setiap saat, at any place, di mana saja. Untuk itulah nanti kita mengundang BMKG untuk hadir menyampaikan. Kemudian di akhir tahun, kita juga akan menghadapi Nataru," sambung Tito.
Di samping itu, mantan Kapolri itu juga memastikan da Rakor Lintas K/L dibahas mengenai kesiapan transportasi, hingga ketersediaan bahan-bahan pokok untuk mencegah kenaikan harga yang akan memengaruhi tingkat inflasi tahunan.
"Di momen Nataru seperti ini, yang paling penting adalah masalah sistem transportasi baik di darat, laut, maupun di udara, karena mobilitas masyarakat akan tinggi, baik untuk merayakan Natal, liburan pulang kampung, atau liburan ke tempat-tempat wisata. Ini yang perlu kita siapkan bersama," ucapnya.
"Kemudian yang kedua, Nataru ini juga akan mengandung potensi kenaikan harga bahan pangan, karena untuk perayaan atau untuk pesta dan lain-lain, oleh karena itulah kita mengundang stakeholder di bidang kesiapan pangan. Kemudian juga tentu ada dimensi keamanan," demikian Tito menambahkan.
BERITA TERKAIT: