Acara tersebut digelar di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu malam, 26 November 2025, menghadirkan ekonom senior Prof. J. Soedradjat Djiwandono serta pengamat politik Fachry Ali sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, sosok yang akrab disapa Cak Imin itu menyinggung kecenderungan publik yang semakin malas membaca buku dan lebih memilih ringkasan pemikiran tokoh.
"Pertama, kalau tidak sempat baca buku, bacalah pemikiran orang. Kalau malas berpikir, berpikirlah tentang pemikirannya orang," ujarnya bernada reflektif.
Muhaimin melanjutkan kritiknya pada fenomena masyarakat yang gemar konsumsi konten singkat tanpa kedalaman, terutama dari media sosial.
"Mayoritas Brain rot. Brain rot itu otak gosong. Kenapa otak gosong? Scroll TikTok saja hidupnya 24 jam. Karena tidak pernah baca tuntas dan lompat-lompat," sindirnya.
Ia menilai forum pemikiran seperti ini menjadi penting untuk mengembalikan tradisi intelektual, terlebih karena topik utama kali ini menyoroti sosok Prof. Soemitro, tokoh ekonomi yang dianggap relevan dengan arah kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Muhaimin, stagnasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di level 5 persen sejak era reformasi perlu diterobos dengan pendekatan baru.
"Pertumbuhan 5 persen itu stabil, tapi nasib enggak pernah berubah. Dinamika ekonomi kecil menengah tidak signifikan, jumlah masyarakat naik kelas juga tidak besar," bebernya.
Ia menyinggung bahwa banyak pengusaha baru tumbang, sementara sebagian pengusaha lama justru berubah menjadi pemburu rente.
Menko Pemberdayaan Masyarakat itu menyatakan langkah-langkah ekonomi Presiden Prabowo Subianto saat ini banyak merujuk pada pemikiran-pemikiran lama yang relevan, termasuk gagasan Prof. Soemitro.
"Pak Prabowo selalu mengingatkan jalan baru melalui kembali ke ekonomi konstitusi. Beliau memerintahkan anak buahnya mengambil langkah-langkah baru," tandasnya.
BERITA TERKAIT: