“Mikroplastik dari sampah pakaian adalah alarm keras bahwa krisis polusi plastik sudah memasuki rumah kita sendiri, air sungai, udara, bahkan hujan,” tegas Gunhar saat Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian Lingkungan Hidup di Komisi XII DPR, Selasa, 18 November 2025.
Ia menyatakan temuan air hujan mengandung partikel mikroplastik berbahaya bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi ancaman nyata bagi kesehatan publik dan ekosistem air di wilayah Indonesia.
"Pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup, harus segera memperkuat regulasi pengelolaan limbah tekstil dan bahan sintetis, termasuk pengawasan terhadap industri fast fashion," katanya
Gunhar juga mendorong percepatan kampanye nasional pengurangan konsumsi produk fast fashion serta peningkatan literasi publik mengenai gaya hidup berkelanjutan. Untuk itu menurutnya, perlu peningkatan pengawasan kualitas sungai dan udara oleh pemerintah pusat dan daerah.
“Pemerintah harus bergerak cepat. Kita tidak bisa menunda kebijakan yang melindungi rakyat dari bahaya mikroplastik. Ini soal menjaga kualitas lingkungan hidup dan masa depan bangsa,” pungkas Anggota Fraksi PDIP ini.
Seperti diberitakan, penelitian BRIN menunjukkan mikroplastik telah memasuki atmosfer dan terdeteksi dalam setiap sampel hujan di Jakarta, dengan rata-rata 15 partikel per meter persegi per hari. Penelitian ECOTON dan SIEJ pada Mei-Juli 2025 juga menduga 18 kabupaten/kota di Indonesia telah mengalami hujan yang mengandung mikroplastik.
BERITA TERKAIT: