Pembatasan Game Online Diperlukan Cegah Kasus SMAN 72 Terulang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Kamis, 13 November 2025, 14:42 WIB
Pembatasan Game Online Diperlukan Cegah Kasus SMAN 72 Terulang
Ilustrasi Game PUBG. (Foto: Reuters)
rmol news logo Rencana Presiden Prabowo Subianto yang akan membatasi akses game online bagi anak-anak didukung Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh. Bahkan, dia mengusulkan khusus untuk anak usia dini harus dilarang.

Rencana pembatasan akses game online itu muncul sebagai respon atas kasus peledakan di SMAN 72 Jakarta, di mana pelakunya diduga terinspirasi dari konten kekerasan dalam game online.

Menurut Oleh Soleh, langkah Presiden Prabowo merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif dunia digital, khususnya game yang mengandung unsur kekerasan, sadisme, dan perilaku destruktif.

“Saya sangat mendukung langkah Presiden. Game online yang berisi kekerasan telah terbukti memberi dampak buruk terhadap psikologis anak. Pemerintah perlu hadir untuk membatasi bahkan melarang akses game semacam itu bagi anak-anak,” ujar Oleh Soleh, Kamis, 13 November 2025.

Oleh Soleh menegaskan bahwa perlindungan anak di ruang digital harus menjadi prioritas nasional. Ia bahkan mengusulkan agar pemerintah membuat regulasi tegas yang melarang anak usia dini bermain game online, baik di platform ponsel, komputer, maupun konsol.

“Anak-anak usia dini belum mampu memilah mana hiburan yang aman dan mana yang berbahaya. Larangan bermain game online untuk mereka adalah bentuk kasih sayang dan tanggung jawab negara,” tegasnya.

Politikus PKB asal Dapil Jawa Barat  XI itu juga mendorong Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk berkolaborasi dalam mengedukasi masyarakat, terutama orang tua, tentang bahaya kecanduan game dan dampak paparan kekerasan digital.

“Langkah pembatasan tidak cukup hanya dengan aturan teknis. Harus ada edukasi publik dan literasi digital yang massif, agar keluarga bisa menjadi benteng pertama dalam menjaga anak-anak dari konten berbahaya,” tutup Oleh Soleh. rmol news logo article
EDITOR: AHMAD ALFIAN

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA