Didampingi anggota keluarga, Pemerintah Kabupaten Nganjuk, dan para pendamping yang selama ini memperjuangkan proses pengajuan gelar tersebut, Marsini menyampaikan ungkapan syukur dan rasa terima kasih yang dalam.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo. terima kasih banget, terima kasih sebesar-besarnya untuk anugerah yang diberikan untuk adik saya Marsinah," ujarnya dengan suara bergetar.
Ia menyebut banyak pihak yang terlibat dalam upaya panjang memperjuangkan Marsinah hingga akhirnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, mulai dari Bupati dan Wakil Bupati Nganjuk, para aktivis, hingga rekan-rekan buruh yang selama ini setia mengenang perjuangan Marsinah.
Marsini juga mengenang dukungan berbagai organisasi buruh seperti Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) yang rutin melakukan tabur bunga di makam Marsinah setiap 1 Mei, serta bantuan administrasi dan advokasi dari lembaga-lembaga yang selama bertahun-tahun mengawal proses pengusulan.
“Semuanya itu bantuan material yang sudah diberikan sehingga tercapai apa yang dicanangkan, apa yang sudah menjadi cita-cita teman Marsina layak diangkat sebagai pahlawan,” kata dia.
Marsini menangis terharu saat mengenang masa kecil adiknya yang penuh kesederhanaan namun berjuang keras untuk melanjutkan sekolah.
“Marsina, yang kalian dulu kecil mencapai sekolah SMP saja berat sekali harus ikut budi, ikut pade, ikut nenek yang dulu naik sepeda ontel jengki merah tanpa boncengan,” kenangnya.
Ia tak pernah membayangkan adiknya kelak menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia dan menjadi pahlawan nasional dari Nganjuk.
Menutup pernyataannya, Marsini menyampaikan harapan besar agar perjuangan Marsinah diteruskan oleh generasi buruh saat ini.
“Perjuangan Marsinah semoga dilanjutkan oleh teman-temannya yang dulu masih kecil sekarang sudah berdiri di depan saya bisa berjuang terus jangan melepaskan semua perjuangan Marsinah,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: