Menurut Muzani, para tokoh yang dilantik merupakan figur yang memahami betul dinamika dan urat nadi institusi kepolisian.
“Sehingga kalau lihat susunannya ya, menurut saya, harapan kita akan makin besar terhadap mereka yang boleh menjadi orang-orang yang memiliki integritas selama menjabat di kepolisian, selama menjabat di dunia pemerintahan,” ujar Muzani kepada wartawan di Ruangannya, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Politikus senior Gerindra itu menilai kehadiran tokoh-tokoh senior seperti mantan Kapolri, mantan Menko Polhukam, hingga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi menjadi sinyal baik bagi upaya pembenahan internal kepolisian.
“Sehingga, bolehlah kita berharap, mudah-mudahan angin segar itu berhembus,” imbuhnya.
Muzani menekankan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan Tim Reformasi Polri adalah memastikan Polri tetap menjalankan tugas utamanya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.
“Polri itu organisasi besar, dengan kekuatan besar. Yang jadi prioritas adalah memastikan bahwa Polri tetap menjadi pelindung masyarakat. Polri harus menjaga ketertiban masyarakat. Kira-kira seperti itu,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik sepuluh anggota Tim Reformasi Polri di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 7 November 2025.
Mereka terdiri dari sejumlah tokoh senior dan pejabat tinggi negara, yakni mantan Kapolri Idham Aziz, mantan Kapolri Badrodin Haiti, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, serta mantan Menko Polhukam Mahfud MD.
Kemudian, Wakil Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Otto Hasibuan, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian Ahmad Dofiri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.
BERITA TERKAIT: