Di hadapan para menteri, Prabowo berbicara dengan nada serius tapi santai sambil mengingat kembali momen-momen awal setelah ia resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia.
“Kita bersyukur atas segala karunia, atas kesehatan dan kebaikan yang diberikan kepada bangsa kita, kepada kita sekalian, dan keluarga kita,” ujar Prabowo membuka pidatonya dengan khidmat.
Suasana mencair saat Prabowo mulai mengenang masa-masa awal kabinet terbentuk. Ia menyebut hari-hari pertama setelah pelantikan penuh dengan kesibukan, dari pelantikan menteri, wakil menteri, hingga kegiatan refleksi bersama di Magelang.
“Saya dilantik tanggal 20, tanggal 21 saya melantik saudara-saudara, kemudian kalau tidak salah tanggal 22 saya melantik wakil menteri. Habis itu langsung kita berangkat ke Magelang untuk retret,” katanya tersenyum.
Dengan ekspresi khasnya, Prabowo pun menambahkan dengan nada jenaka.
“Saya lagi berpikir-pikir, mungkin setelah satu tahun perlu juga retret lagi.”
Kalimat itu langsung mengundang senyum dan bisik-bisik kecil di ruang sidang. Prabowo tampak menikmati momen tersebut, seraya kembali menggoda para pembantunya.
“Rupanya saudara-saudara sudah nostalgia, ingin tinggal di tenda.”
Candaan itu mencairkan suasana serius sidang kabinet menjadi hangat dan akrab. Di balik gurauannya, terselip pesan reflektif bahwa perjalanan satu tahun pemerintahan bukan sekadar rutinitas birokrasi, tapi juga ruang untuk kembali merenung, menata arah, dan memperkuat tekad bersama.
BERITA TERKAIT: