Penunjukan ini bukan sekadar penempatan posisi, tetapi juga pengakuan atas kiprah panjang Dzulfikar di dunia pergerakan pemuda Muhammadiyah.
Berdasarkan penelusuran RMOL, Kamis, 17 September 2025, Dzulfikar dikenal luas sebagai figur muda yang menapaki jalur aktivisme sejak remaja. Karier organisasinya dimulai di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), ketika ia dipercaya menjadi Ketua IPM Sulawesi Selatan periode 2008-2010.
Dua tahun berikutnya, jejaknya merambah ke tingkat pusat, menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat IPM periode 2010-2012.
Langkahnya tak berhenti di situ. Dzulfikar kemudian masuk ke jajaran elite Pemuda Muhammadiyah dan dipercaya mengemban amanah sebagai Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022.
Di organisasi otonom Muhammadiyah ini, ia dikenal sebagai sosok komunikatif, tangkas, dan mampu menjembatani aspirasi anak muda lintas daerah.
Pria kelahiran Sulawesi Selatan itu bukan hanya aktivis, melainkan juga seorang pengusaha. Darah kepemimpinan dan religiusitasnya diwarisi dari sang ayah, KH Ahmad Tawalla, ulama kharismatik asal Gowa.
Perpaduan latar belakang keluarga pesantren dan dunia usaha membuat Dzulfikar tumbuh sebagai pribadi yang fleksibel, mampu bergerak di ruang dakwah, ekonomi, maupun politik.
Kini, dengan mandat barunya sebagai Wamen P2MI, Dzulfikar membawa harapan besar. Kehadirannya dianggap representasi pemuda dalam lingkaran kekuasaan, sekaligus simbol keterhubungan pemerintah dengan organisasi besar seperti Muhammadiyah.
BERITA TERKAIT: