"Ini bisa jadi solusi penumpang yang bosan karena jarak tempuh perjalanan yang bisa sampai berjam-jam. Di bus saja ada tempat merokoknya, di kereta seharusnya juga bisa," ucap Nasim Khan dalam rapat bersama PT KAI di Gedung Nusantara I, Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.
Politisi PKB ini meyakini, tambahan gerbong kereta khusus perokok bisa menguntungkan dari sisi bisnis.
Ia lantas menyinggung kinerja PT KAI semester I 2025 mencatat laba Rp1,18 triliun. Keuntungan ini tidak linier dengan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) yang masih membukukan kerugian hampir Rp1 triliun.
“PT KAI perlu menjelaskan strategi menyeimbangkan pencapaian laba dengan beban finansial proyek strategis yang masih merugi. Jangan sampai keuntungan bisnis inti tergerus untuk menutup kerugian proyek yang belum efisien,” katanya.
Di sisi lain, ia mengapresiasi langkah PT KAI yang memperkenalkan konsep kereta khusus petani dan pedagang.
Ia meminta agar
roadmap proyek tersebut jelas dan tidak hanya terbatas di Jawa Timur. Harus ada rencana ekspansi nasional agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas.
BERITA TERKAIT: