Buntut Rentetan Kecelakaan Kerja, Anggota DPR Desak Evaluasi Total Industri Smelter di Morosi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 15 Mei 2025, 23:12 WIB
Buntut Rentetan Kecelakaan Kerja, Anggota DPR Desak Evaluasi Total Industri Smelter di Morosi
Anggota Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar/Istimewa
rmol news logo Anggota Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar, mendesak pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan kerja di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. 

Desakan ini disampaikan Gunhar menyusul rentetan kecelakaan kerja yang kembali mencoreng citra kawasan industri strategis tersebut.

Pasalnya, dalam sepekan terakhir, tiga pekerja menjadi korban dalam insiden tragis yang terjadi di dua perusahaan besar—PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS)—yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). 

Di PT VDNI, ada dua pekerja yang menjadi korban. Yaitu Ilham mengalami luka berat, sementara Muh. Reski meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Sementara di PT OSS, seorang pekerja bernama Usman mengalami luka serius yang mengakibatkan cacat seumur hidup.

"Maraknya kecelakaan kerja di kawasan industri nikel Morosi harus disikapi secara serius. Ini bukan sekadar musibah tunggal, tapi cerminan dari persoalan sistemik yang mengakar dalam manajemen perusahaan," tegas Gunhar, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 15 Mei 2025.

Menurut politikus PDIP itu, tren kecelakaan kerja yang terus berulang menunjukkan adanya indikasi kuat masih lemahnya penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sehingga ia menilai perlu ada investigasi menyeluruh terhadap lingkungan kerja serta tata kelola perusahaan yang diduga abai terhadap keselamatan tenaga kerja.

"Sudah saatnya pemerintah, termasuk Kementerian Ketenagakerjaan dan ESDM, melakukan audit menyeluruh terhadap smelter-smelter nikel, terutama yang masuk dalam PSN. Jangan sampai pembangunan ekonomi dibayar dengan nyawa para pekerja," ujar Gunhar.

Adapun PT VDNI merupakan salah satu perusahaan smelter nikel terbesar di Indonesia yang mempekerjakan ribuan tenaga kerja lokal maupun asing. Perusahaan ini beberapa kali disorot publik terkait isu ketenagakerjaan dan standar K3.

Berdasarkan catatan Sembada Bersama Indonesia, telah terjadi 104 kecelakaan kerja di smelter nikel di Indonesia sepanjang 2019 hingga 2025. Sementara itu, Rasamala Hijau Indonesia—organisasi nonpemerintah di sektor perhutanan dan pertambangan—melaporkan bahwa sepanjang 2024 saja, 32 orang tewas dalam insiden di smelter dan tambang. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA