Langkah ini mendapat sambutan hangat dari pemerintah Indonesia. Pasalnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang diprioritaskan dalam program yang bertujuan menekan emisi karbon di kawasan itu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Jepang telah berjalan intensif, bahkan hingga kini telah tercatat lebih dari 175 nota kesepahaman (MoU) yang mencakup proyek-proyek strategis di sektor energi dan lingkungan.
"Untuk ASEAN Zero Emission Community pemerintah Jepang sudah menyiapkan dana khusus terkait program itu adalah 500 juta Dolar. Dan sekarang Indonesia dan Jepang sudah menyiapkan lebih dari 175 Memorandum of Understanding, a pipeline of list of project," kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring pada Jumat 9 Mei 2025.
Hal ini, kata Airlangga telah menjadi sorotan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang, yang juga mantan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.
Keduanya sepakat membentuk tim kerja bersama atau joint task force yang di Indonesia dipimpin langsung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Adapun sektor-sektor yang menjadi fokus kerjasama mencakup energi panas bumi (geothermal), transmisi energi, pembangkit listrik tenaga surya, pengolahan sampah menjadi energi, serta pemanfaatan energi terbarukan lainnya termasuk pengolahan lahan gambut.
Tak hanya nol emisi, Jepang juga terus mendorong kerja sama energi lainnya, termasuk pengembangan proyek gas alam cair (LNG).
"Dalam pertemuan juga di bulan Januari dengan Presiden Prabowo, Perdana Menteri Shigeru Isiba juga mendorong proyek yang sama, termasuk di dalamnya adalah pengembangan LNG project,” pungkas Airlangga.
BERITA TERKAIT: