“Indonesia memiliki potensi yang besar sekali dengan pasar karbon karena kita memiliki sumber-sumber karbon yang besar, dalam arti yang kita hutan yang besar, mangrove kita besar, gambut, bakau kita besar,” kata Eddy Soeparno usai menerima kunjungan Duta Besar Inggris Dominic Jermey dan utusan iklim pemerintah Inggris Rachel Kyte di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis sore, 8 Mei 2025.
Dalam pertemuan itu, juga disepakati Indonesia dan Inggris akan membuat program transisi energi dan potensi energi karbon ke depannya. Selain itu, permasalahan penanganan sampah di Indonesia juga menjadi salah satu topik yang dibicarakan dan disepakati adanya kerjasama kedua negara.
“Termasuk juga penanganan sampah ketika, kita belum mampu mengolah penanganan sampah kita itu juga karbon positif yang bisa kemudian kita perdagangkan ke depannya,” jelasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan antara dirinya dan pemerintah Inggris juga membahas soal investasi energi baru terbarukan untuk melaksanakan transisi energi.
“Kita ingin membangun energi terbarukan, sumber energi terbarukan cukup besar untuk 10 tahun yang akan datang, kurang lebih 70 gigawatt tambahan energi baru . Yang mana kemungkinan sekitar 70 persen itu dari energi terbarukan, nah ini membutuhkan investasi,” ujarnya.
Menurut dia, investasi dua negara itu memiliki nilai yang besar, dan tidak mungkin dikerjakan hanya dari pihak Indonesia, tapi membutuhkan negara lain seperti Inggris untuk mendukung pelaksanakan program energi baru terbarukan tersebut.
“Tidak mungkin dikerjakan oleh kita sendiri jika kita membutuhkan investasi dari luar negeri, membutuhkan pendanaan dari semua pihak yang bisa membutuhkan kita dukungan, termasuk juga dukungan teknologi,” ungkap dia.
“Jadi investasi dalam konteks teknologi itu juga tadi dibahas bagaimana Inggris bisa berkontribusi terhadap teknologi yang dibutuhkan untuk transisi energi Indonesia,” pungkas Eddy.
BERITA TERKAIT: