Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro berpandangan, video monolog adalah salah satu cara Wapres Gibran berkomunikasi dengan publik. Terpenting bukan caranya, melainkan pesannya sampai kepada masyarakat.
"Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam. Yang penting pesannya sampai ke masyarakat," kata Juri di Gedung Nusantara IV, Kompleks DPR, Senayan, Jakarta. Minggu, 27 April 2025.
Apa pun cara yang digunakan pemerintah, ia berharap publik mendapatkan informasi yang lebih benar dan langsung dari sumbernya.
"Masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi (akurat), (kebanyakan) sudah dikloning gitu sehingga informasinya bias dan kadang-kadang informasi yang beredar seringkali tidak benar," katanya.
Meski cara Wapres Gibran menuai beragam respons dari publik, mantan Ketua KPU RI ini menilai video monolog tersebut sangat baik karena bisa diakses semua orang.
"Baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres," tutupnya.
Video monolog Wapres Gibran belakangan menuai pro dan kontra. Tak sedikit pihak mengkritik pesan Gibran karena tidak spontanitas dan terkesan sudah terkonsep.
Salah satunya disampaikan pengamat politik Rocky Gerung. Rocky bahkan mengkritik pedas cara Gibran lantaran memperlihatkan ketidakpahaman mendasar soal konsep seorang Wapres.
"Dari awal (Gibran) dikenal warganet tidak mengerti konsep dasarnya, buat apa memaksakan bicara? Apalagi bicara dengan teks, dengan fasilitas teknologi, lalu terlihat konsep dasar dari bonus demografi pengetahuannya nol," kata Rocky mengomentari video Gibran membahas bonus demografi, Jumat, 25 April 2025.
BERITA TERKAIT: