Indonesia Tidak Boleh Pasif Terhadap Perang Dagang AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 06 April 2025, 09:13 WIB
Indonesia Tidak Boleh Pasif Terhadap Perang Dagang AS
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pemerintah Indonesia didorong untuk mengambil tindakan cepat merespons perang dagang yang dilakukan Amerika Serikat dengan menaikkan tarif impor ke sejumlah negara.

Dosen Departemen Ekonomi Universitas Andalas Prof. Syarifuddin Karimi menuturkan pemerintah perlu bersikap tegas dan antisipatif terhadap kebijakan AS tersebut untuk menyelamatkan fiskal.

"Indonesia tidak boleh pasif. Di tengah perubahan ini, sikap antisipatif dan kepemimpinan strategis sangat diperlukan," kata Prof Syarifuddin kepada wartawan, Minggu, 6 April 2025.

Menurutnya, kemarahan dunia terhadap AS dengan melakukan pemboikotan merupakan sinyal ekonomi global sedang politis.

"Boikot konsumen global terhadap produk AS bukan sekadar gerakan simbolik. Ini adalah sinyal bahwa ekonomi dunia sedang bergeser ke arah yang lebih politis dan berbasis nilai," jelasnya.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki dua opsi, menjadi penonton atau pemain cerdas dalam situasi ini.

"Kita bisa memilih menjadi penonton dari pertarungan raksasa dunia, atau justru menjadi pemain cerdas yang memanfaatkan momen untuk memperluas pengaruh dan kepentingan nasional," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA