Kepala Badan Riset dan Inovasi Strategis (Brains) DPP Partai Demokrat Ahmad Khairul Umam mengatakan, produk Indonesia akan semakin tertekan.
“Kebijakan ini secara langsung akan menekan daya saing produk ekspor Indonesia ke pasar Amerika Serikat, terutama pada sektor-sektor seperti tekstil, produk karet, dan manufaktur,” kata Khairul Umam kepada
RMOL, Kamis, 3 April 2025.
Ia menambahkan kenaikan tarif sebesar 32 persen ini membuat barang-barang ekspor dari Indonesia menjadi lebih mahal di pasar Amerika.
“Sehingga konsumen cenderung beralih ke produk alternatif dari negara lain yang tidak terkena kebijakan serupa,” ucapnya.
Menurutnya, kebijakan tersebut mengakibatkan volume ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mengalami penurunan serius, yang berdampak langsung terhadap pendapatan devisa negara.
Di sisi lain, industri tekstil nasional yang sebelumnya menikmati pangsa pasar yang stabil di Amerika Serikat, kini berpotensi menghadapi tekanan berat karena produk-produk tekstil murah dari Tiongkok mulai membanjiri pasar global akibat beralih dari pasar AS.
“Kondisi ini tidak hanya menyebabkan turunnya harga jual produk Indonesia, tetapi juga mempersempit margin keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan domestik,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: