Mantan KSAL era Megawati Soekarnoputri, Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh menilai Laksdya Erwin sangat layak menduduki posisi KSAL.
“Kalau pertanyaan apakah layak, maka jawabnya sangat layak,” kata Kent Sondakh.
Kent menilai bahwa selain sosok yang santun, Laksdya Erwin dinilai pintar.
“Laksdya Erwin pintar, moral bagus, jujur,
low profile, santun, telah melewati jenjang jabatan dan karier yang sempurna,” ujar Kent menegaskan.
Diketahui Bernard Kent Sondakh adalah mantan KSAL era Presiden Megawati yang sangat dekat dengan Ketum PDIP tersebut. Ia juga ikut aktif mendukung Ganjar-Mahfud saat Pilpres 2024 lalu.
Dukungan yang sama juga disampaikan oleh mantan Kabais TNI Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto yang menyebut sosok tepat menggantikan KSAL Laksamana Muhammad Ali yakni Wakil KSAL Laksamana Madya Erwin Aldedharma.
“Iya lah. Harusnya wakil lah. Wakil itu kan boleh dibilang putra mahkota, saya kira itu,” kata Soleman Ponto.
Sementara itu, pengamat pertahanan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yulis Susilawati mengatakan Kabakamla maupun Wakasal memiliki keunggulan dalam pengalaman operasi dan penegakan hukum maritim serta peran startegis dalam pembinaan kekuatan dan Pembangunan postur TNI AL.
“Baik Kabakamla maupun Wakasal memiliki kompetensi dan pengalaman yang sangat relevan untuk menjadi KSAL. Keduanya telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia,” kata Yulis kepada wartawan, Kamis, 6 Februari 2025.
Menurutnya, untuk posisi KSAL harus paham program prioritas dari Presiden Prabowo terkait potensi Indonesia sebagai negara maritim. Secara kepribadian keduanya juga cukup bagus.
“Apalagi baru-baru ini Indonesia menerima hibah alutsista. Tentu harus dipikirkan oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas dalam melaksanakan operasi laut,” tegasnya.
Saat ditanya, dari kedua nama tersebut siapa yang paling layak? Yulis menilai Wakasal adalah sosok yang layak karena posisinya langsung di bawah KSAL. Sehingga tugas-tugas KSAL sudah dipahami oleh Wakasal.
“Tentu Wakasal lah yang paling tepat, karena dia sudah memahami tugas sebagai KSAL, apalagi penyusanan program-program terkait dengan Angkatan Laut, Wakasal pasti dilibatkan,” ungkap Yulis yang juga Peneliti Indonesia Public Institute.
BERITA TERKAIT: