Di bawah kepemimpinan Abdul Mu’ti, Kemendikdasmen setidaknya memiliki enam program prioritas, yaitu: penguatan pendidikan karakter; wajib belajar 13 tahun dan pemerataan kesempatan pendidikan; peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan guru; pengembangan talenta dan prestasi; pemenuhan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan; dan pembangunan kebahasaan dan kesastraan.
Berbagai program percepatan-pun juga dilakukan untuk mendorong peningkatan pembelajaran siswa dari level PAUD hingga SMA. Dari segi pengelolaan GTK terdapat berbagai program di antaranya: peningkatan kesejahteraan guru melalui tunjangan sertifikasi pendidik, redistribusi guru ASN, penyederhanaan pengelolaan kinerja GTK, pelatihan guru BK dan kompetensi guru kelas, hingga upaya percepatan sertifikasi pendidik dengan kelulusan PPG dalam kurun November-Desember 2024 yang mencapai 605.650 guru.
Selain itu, masih ada program percepatan lainnya seperti Gerakan 7 Kebiasan Anak Indonesia Hebat, Senam Indonesia Hebat, penguatan literasi berbasis PISA, pelaksanaan ekonomi kejuruan melalui forum kebijakan hingga peningkatan SMK melalui pengajaran berbasis pabrik, SMK Pusat Keunggulan, dan Pendidikan Kecakapan Kerja dan Wirausaha.
“Mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Mendikdasmen selama 100 hari ini. Banyak kebijakan yang berpihak kepada anak dan guru sehingga pembelajaran sekolah semakin kondusif,” ujar Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, dalam keterangan resminya, Jumat, 24 Januari 2025.
Komisi X DPR, kata Hetifah, berharap agar berbagai program baik tersebut dapat terus dilanjutkan, terutama dengan memprioritaskan persoalan pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta daerah yang terdampak bencana.
“Sesuai dengan mandat konstitusi untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN, besar harapan Kemendikdasmen yang mendapatkan alokasi anggaran 33,5 triliun di tahun 2025 dapat memanfaatkannya dengan baik untuk kemajuan pendidikan Indonesia,” demikian Hetifah.
BERITA TERKAIT: