Seperti dikutip Bloomberg pada Sabtu 1 Februari 2025, beberapa perusahaan keamanan siber menilai ada potensi kebocoran informasi sensitif yang bisa diakses oleh pemerintah China.
Menurut laporan terpisah, ratusan perusahaan, termasuk firma hukum Fox Rothschild dan berbagai perusahaan keamanan siber seperti Armis dan Netskope, telah mengambil langkah untuk memblokir penggunaan DeepSeek.
“Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data model AI ke pemerintah China,” kata Chief Technology Officer (CTO) Armis, Nadir Izrael.
Tak hanya sektor swasta, Pentagon dan Angkatan Laut AS juga telah melarang penggunaan DeepSeek dalam lingkungan kerja mereka. Langkah ini sejalan dengan kebijakan keamanan nasional yang semakin ketat terhadap aplikasi buatan China.
Kekhawatiran terhadap chatbot ini juga mencuat di Australia. Menteri Sains Australia, Ed Husic, menyatakan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai bagaimana DeepSeek mengelola data pengguna dan apakah informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh intelijen China.
Sementara itu, meskipun Presiden AS Donald Trump menganggap DeepSeek sebagai “peringatan” bagi negaranya, ia tidak secara langsung menyebutnya sebagai ancaman keamanan nasional.
Bahkan, Trump menilai chatbot ini bisa membawa manfaat jika dapat membantu menekan biaya operasional perusahaan.
DeepSeek sendiri telah menjadi aplikasi dengan jumlah unduhan tertinggi di App Store dan Google Play, dengan total lebih dari 3 juta kali unduhan di AS dan Inggris.
BERITA TERKAIT: