“Pernyataan seperti itu harus dihindari, karena dapat mengganggu persatuan umat dalam membela Palestina,” ujar Rico dalam keterangan resminya, Kamis 23 Januari 2025.
Rico menyayangkan sikap tersebut, mengingat tujuan acara yang difasilitasi oleh Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam, Sufmi Dasco Ahmad, adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Acara ini juga sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap Palestina.
“Sayangnya, momen penting dan bermakna ini justru diwarnai dengan pernyataan Mardani yang menyindir agar ormas tidak bekerja sama dengan Partai Gelora. Meski terkesan bercanda, hal ini tetap tidak pantas dilakukan,” kata Rico.
Rico menegaskan, penderitaan rakyat Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat, masih terus berlanjut meskipun gencatan senjata diberlakukan. Ribuan warga menjadi korban serangan brutal Israel, sehingga perjuangan bersama untuk Palestina membutuhkan persatuan tanpa ada kepentingan partisan.
“Isu Palestina adalah amanah konstitusi yang harus menjadi perjuangan bersama, tanpa memandang golongan atau afiliasi politik. Semua pihak harus menahan diri dari tindakan yang berpotensi merusak persatuan umat,” lanjut Rico.
Kontroversi ini bermula ketika perwakilan dari Pusat Dokumentasi Islam Indonesia (Posdok Tamadun), Hadi Nur Rahmat, memaparkan pencapaian organisasinya dalam membantu Palestina.
Saat Hadi menyebut kerja sama dengan berbagai partai, termasuk Gerindra, PDIP, PKS, dan Gelora, Mardani tiba-tiba menyela dengan berkata, “PKS jangan dekatin ke Gelora, hahaha... becanda... hahaha,” sambil tertawa.
Pernyataan tersebut terekam dalam siaran langsung YouTube TV Parlemen dan langsung menuai kritik tajam dari publik. Banyak yang menilai ucapan itu bukan hanya tidak pantas, tetapi juga berpotensi menciptakan perpecahan di tengah perjuangan umat untuk Palestina.
Acara yang dihadiri oleh sekitar 130 ormas dan lembaga ini dibuka oleh Wakil Ketua MPR dari PKS, Hidayat Nur Wahid, dan dihadiri sejumlah tokoh, seperti Wakil Ketua BKSAP Ravindra Hartarto, Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdum, serta Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemenlu Andy Rachmianto.
“Pernyataan yang terkesan mengolok-olok seperti ini dapat merusak persatuan umat dalam isu Palestina. Apakah pantas seorang tokoh publik mengeluarkan ucapan seperti itu?” tutup Rico.
Pernyataan Mardani ini menjadi sorotan publik, di mana banyak pihak yang mendesak semua elemen masyarakat untuk lebih fokus pada solidaritas dan kerja sama demi mendukung perjuangan rakyat Palestina.
BERITA TERKAIT: